Panorama Ngarai sangat indah ketika sinar matahari terik dibingkai
perbukitan terjal di kiri dan kanan. Di bawahnya mengalir sebuah anak sungai
yang berliku-liku menelusuri
celah-celah tebing.
Ngarai Sianok merupakan
lembah curam dari bagian patahan yang memisahkan Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan
Semangko). Patahan ini membentuk
dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau sebagai hasil dari gerakan turun kulit bumi atau sinklinal
yang dialiri Batang Sianok. Batang berarti sungai, Sedangkan dalam bahasa Minangkabau, Batang Sianok artinya sungai yang airnya jernih.
Lembah yang patut disandingkan dengan keindahan Grand Canyon National
Park Amerika ini berada di
perbatasan kota Bukittinggi. Lokasi lembah yang satu ini persisnya di Desa
Sianok, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Walaupun secara administratif letak lembah yang satu ini berada di Kabupaten Agam, namun akses ke pusat kota
Bukittinggi justru lebih dekat.
Untuk menuju Ngarai Sianok, dapat ditempuh sekitar
dua jam perjalanan dari Bandara
Internasional Minangkabau. Sedangkan, jika datang dari arah Jam Gadang,
maka jarak ke Taman Panorama hanya sekitar satu kilometer saja. Ada angkutan
kota, ojek, atau delman ke arah
Panorama. Ini bisa jadi pilihan bagi pelancong yang tak membawa kendaraan pribadi.
Harga tiket masuk yang dipatok untuk wisata ini
tergolong murah. Anak-anak dikenakan kocek
sebesar Rp10.000 dan dewasa Rp15.000. Tempat wisata ini cocok dikunjungi dengan keluarga
lantaran suasana udaranya
yang sejuk dan menenangkan.
Selain menikmati pemandangan Ngarai Sianok, pengunjung juga bisa menjelajahi Bunker Jepang, yang pintu masuknya tepat berada di bagian bawah Taman Panorama. Bunker Jepang ini dibangun oleh orang Indonesia melalui kerja paksa di bawah tekanan tentara Jepang yang menduduki Indonesia dari 1942 sampai 1945.
Di dalam bunker, ada 21 terowongan dengan
beragam kegunaan. Mulai dari menyimpan amunisi, tempat tinggal, ruang pertemuan, ruang tahanan, ruang makan, dapur,
ruang sidang, ruang penyiksaan, ruang mata-mata, ruang penyergapan, dan pintu
gerbang untuk melarikan diri.
Pemandu Wisata Ngarai Sianok, Ahmed, mengatakan bila kondisi pandemi Covid-19 dan
PPKM membuat tempat wisata menjadi sepi. Biasanya, kata dia, pengunjung bisa mencapai seribu orang, terutama pada akhir pekan atau
musim liburan. “Ngarai Sianok sudah dibuka
kembali. Namun, pengunjung wajib mengikuti
protokol kesehatan,” ujar Ahmed, Sabtu (20/11).
Salah satu pengunjung Ngarai Sianok, Aziz Asyraf mengaku
sangat puas dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan, terutama
di bagian musala yang bersih.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta asal Batusangkar ini juga mengatakan bahwa Ngarai Sianok merupakan tempat wisata yang bagus dan tenang untuk sekedar melepas
penat. “Tempatnya yang berada di pinggiran kota cocok dijadikan
tempat refreshing bersama keluarga,” ujarnya saat diwawancarai online melalui WhatsApp, Sabtu (20/11).
Sedangkan warga setempat, Khairul Hafidz mengatakan bahwa adanya objek wisata Ngarai Sianok ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Ia juga berharap ke depannya wisatawan dapat melestarikan alam yang ada. “Semoga masyarakat maupun wisatawan dapat menjaga keasrian Ngarai Sianok dengan tidak membuang sampah sembarangan,” harap Hafidz, Sabtu (20/11).
GM