Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
yang berlokasi di Jakarta Timur memiliki berbagai macam tempat hiburan. Kawasan
wisata bertema Indonesia itu juga dikenal memiliki banyak museum, museum
prangko menjadi salah satunya. Untuk dapat menyambangi Museum Prangko,
pengunjung dapat menggunakan berbagai jenis transportasi mulai dari mobil,
motor, serta angkutan umum seperti bus TransJakarta hingga kereta rel listrik.
Sebelum memasuki Museum Prangko,
pengunjung memasuki gerbang TMII terlebih dahulu dengan membayar tiket sebesar 20
ribu rupiah. Setelah membayar, pengunjung dapat
menuju museum prangko yang lokasinya berdekatan dengan museum komodo dan taman
reptil. Selanjutnya, pengujung dapat memasuki museum prangko dengan membayar
tiket masuk sebesar 5 ribu rupiah serta memindai kode QR di aplikasi PeduliLindungi.
Pengunjung juga diarahkan untuk melakukan cek suhu terlebih dahulu. Setelahnya,
pengunjung dapat langsung menikmati fasilitas serta melihat berbagai koleksi
prangko yang dapat memanjakan mata.
Saat memasuki ruangan, terlihat logo
pos Indonesia serta patung kera hanoman berdiri gagah di depan museum yang
seakan-akan menyapa para pengunjung. Bangunan yang kental dengan nuansa Bali
itu memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Museum ini memiliki
beragam koleksi prangko yang hadir dari dalam maupun luar negeri. Prangko yang
ada di museum ini disusun dengan rapi pada sebuah etalase tembus pandang dan
dipajang di sekeliling ruangan. Jumlah koleksi prangko di museum ini mencapai
500 sampai 1000 prangko yang memuat tema serta gambar yang berbeda-beda.
Koleksi yang tersedia pun dimulai dari tahun 2000-an.
Menurut keterangan salah seorang
Pengelola Museum Prangko Benih, Tien Soeharto merupakan pihak yang memprakarsai
didirikannya museum ini puluhan tahun silam, tepatnya pada 29 September 1983.
Benih juga menuturkan, dalam pembentukan museum ini, Tien mendapat gagasan setelah mengunjungi pameran
prangko yang diadakan oleh PT. Pos Indonesia pada acara Jambore Pramuka Asia Pasifik
Ke-6 di Cibubur pada Juni 1981. “Prangko di museum ini memiliki beragam jenis
tema yang terinspirasi dari suatu peristiwa serta ciri khas yang ada di
Indonesia,” ucap Benih Selasa (9/11).
Benih lanjut mengatakan, seiring
perkembangan zaman, prangko mulai ditinggalkan serta dilupakan oleh masyarakat
sebab munculnya perkembangan digitalisasi di seluruh aspek kehidupan. Oleh
sebab itu, pihak pos indonesia mengusung konsep baru yaitu PRISMA (Prangko
Identitas Milik Anda). “Di tengah situasi seperti sekarang, kami memanfaatkan
digitalisasi dalam menjual prangko melalui website serta media sosial Pos
Indonesia dengan harga yang terjangkau,” imbuh Benih.
Menurut keterangan salah seorang
pengunjung museum prangko Wahyu, kehadiran museum prangko ini dapat membuka
wawasan masyarakat mengenai prangko bahkan hingga sejarahnya. “Saya pribadi
menyukai prangko pos udara karena memiliki tampilan menarik, gambarnya pun
bagus sekali,” ujar Wahyu, Selasa (9/11).
AFA