Budaya literasi sangat erat kaitannya dengan mahasiswa
dan perguruan tinggi. Hal ini tentu menjadi sebuah keuntungan bagi para penjual
buku di sekitar kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun di tengah
pandemi saat ini nasib toko buku kian hari semakin meredup.
Batubara adalah salah satu toko buku legendaris bagi para
mahasiswa UIN Jakarta. Toko yang terletak di Jalan Ibnu Batutah tersebut telah
berdiri kurang lebih sejak tahun 1980-an. Bermula dari gerobak dorong, toko
buku Batubara tetap setia menanti para pengunjung yang datang dari berbagai
kalangan khususnya mahasiswa UIN Jakarta.
Menurut salah seorang petugas toko Hamim, kondisi toko
buku yang sepi merupakan dampak dari turunnya jumlah pembeli akibat situasi
pandemi saat ini. “Kalau hari biasa lumayan banyak, tapi pas pandemi ini
mungkin satu sampai tiga orang perharinya yang berkunjung,” ucapnya pada Selasa
(16/2).
Selain daya beli yang berkurang, kehadiran internet juga membuat media baca mahasiswa teralihkan. “Sekarang mahasiswa lebih pilih ebook karena lebih murah,” tambah Hamim yang telah bekerja selama 15 tahun tersebut, Selasa (16/2).
Namun, ada pula mahasiswa yang lebih memilih buku fisik
ketimbang mengunduhnya di internet apalagi mendapatkannya dengan cara ilegal.
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta Rafi Sihabudin mengaku
lebih tertarik untuk membeli langsung ke toko, karena adanya diskon buku yang
menarik. “Pas pandemi ini jarang ke sana (toko buku Batubara), kalau dulu
sering dan langsung beli banyak buku,” ungkapnya saat di wawancarai melalui
WhatsApp, Rabu (17/2).
Terdapat pula kisah dari salah seorang alumni UIN Jakarta
yang dulunya sering mengunjungi toko buku Batubara. Anening menceritakan pengalaman ia dan teman-temannya
membeli buku saat masih berkuliah di UIN Jakarta tahun 2000 silam, “belinya
gerombolan biar dapet diskon lagi karena beli sekalian banyak,” katanya saat di
wawancarai melalui WhatsApp, Kamis (18/2).
Selain diskon yang menggiurkan, Anening juga
mengungkapkan hal menarik lainnya dari toko Batubara, “walau tokonya kecil,
tapi lumayan lengkap koleksinya dan buku yang kita beli pun langsung disampulin
plastik,” tambahnya saat di wawancarai melalui WhatsApp, Kamis (18/2).
Redupnya penjualan buku turut dirasakan oleh toko buku
Al-Hikmah yang berada di Jalan Ibnu Taimiyah. Karena menjual buku kuliah, toko
tersebut pun mengalami penurunan daya beli, mengingat kampus ditutup akibat
pandemi Covid-19. Dalam pemaparannya Humaidi selaku pemilik toko hanya bisa
mengandalkan marketplace yang sudah
ia punya. “Pendapatan terbesar ada di penjualan online,” ucapnya sambil menunjuk tumpukan buku yang sedang ia
kemas, Selasa (16/2).
Tidak semua toko buku yang berjualan di sekitar kampus dapat mempertahankan eksistensinya terlebih saat pandemi. Toko buku Dinamika yang berada di Pesanggrahan salah satunya. Menurut salah seorang pedagang di Pesanggrahan Wildan, Toko buku Dinamika sudah lama tak beroperasi bahkan sebelum adanya pandemi. “Udah lama tutup, hampir sebagian besar (toko buku) sudah gulung tikar,” ucap Wildan saat di wawancarai melalui WhatsApp, Kamis (18/2).
Anggita Raissa & Haya Nadhira