Merebaknya Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) sejak Maret
lalu berdampak cukup besar bagi seluruh lapisan masyarakat,
termasuk dampak langsung kepada individu itu sendiri. Awalnya, kemunculan
Covid-19 dikatakan sebagai masa “bulan madu” karena orang-orang dapat bersantai
dan berdiam diri di rumah. Namun, keadaan itu hanya dirasakan satu hingga dua
bulan pertama.
Seperti
yang diungkapkan Kepala Pusat Layanan Psikologi (PLP) Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Mulia Sari Dewi, banyak masyarakat yang
kemudian syok kala itu. Keadaan ekonomi mulai terganggu, sumber-sumber
kecemasan lainnya seperti tertular penyakit dan berita simpang siur pun
menyusul.
Sayang
walau di tengah keadaan tersebut, layanan PLP ikut tutup karena mengikuti kebijakan kampus dan peraturan pemerintah
daerah
setempat. Akan
tetapi, PLP tetap berinovasi memberikan layanan kepada
masyarakat. “Situasi karantina atau pembatasan
sosial tidak membuat
kami berhenti memberikan pelayanan. PLP menyiapkam sebuah program layanan
gratis via online,” ungkap Mulia, Kamis (3/12). Ia menambahkan, program itu adalah inisiatif dari PLP sendiri.
Awalnya, layanan psikologis dan psikososial gratis tersedia hanya untuk civitasi academica UIN Jakarta. Namun sebab banyak pula masyarakat umum yang
meminta layanan tersebut, PLP pun membukanya untuk umum. Masyarakat bisa
mendapat empat layanan gratis,
yaitu Calling (Call for Counseling), E-Counseling (E-mail for Counseling), KLOP (Kelas Online
bersama PLP), dan Psikoedukasi.
Layanan
konsultasi gratis itu tak bertahan lama. Mulia mengatakan, program tersebut sudah tutup sejak
dua bulan lalu. Meskipun
Covid-19 masih merebak, tak ada masyarakat—khususnya Mahasiswa UIN Jakarta—yang
menghubungi PLP untuk konsultasi online.
“Kami
berkesimpulan, para mahasiswa tak memiliki kecemasan atau masalah,” ungkap Mulia.
Walau
demikian, salah seorang Mahasiwi Psikologi Annisa Nur Fahda menyayangkan adanya
penutupan layanan konsultasi gratis. Menurut mahasiswi yang juga tergabung
dalam Psycare—suatu gerakan kesehatan mental Mahasiswa Psikologi UIN
Jakarta—tersebut, sebaiknya
layanan psikologi gratis tetap dilanjutkan. “Pandemi masih
belum usai,” ungkap Annisa, Minggu
(6/12).
Psycare sendiri hadir karena masih kurangnya kesadaran akan pentingnya
kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memberikan informasi kepada publik mengenai isu-isu
kesahatan mental. Menanggapi polemik penutupan
layanan konsultasi gratis oleh PLP, Annisa berharap dapat memberikan kontribusi ke depannya. “Kami kerap memikirkan apa yang kira-kira bisa kami kontribusikan untuk
PLP,” pungkasnya.
FAP, AP