Tak semua orang bisa membaca kitab kuning, kitab berbahasa
Arab tanpa harakat yang berisi ajaran-ajaran agama Islam. Bagi Shofi, kemampuan
tersebut menghasilkan prestasi atas bukti kompeten dirinya.
Shofiyatul Ummah, seorang Mahasiswi Perbandingan Madzhab Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Perempuan kelahiran Sumenep, Jawa Timur ini belum lama mendapatkan Student
Achievement Award dari kampus. Tentu, penghargaan
tersebut Shofi dapat atas kerja keras yang ia tempuh selama ini.
Shofi memenangi Lomba Baca Kitab Nasional oleh Fraksi Partai
Kesejahteraan Sosial Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Kitab
kuning yang ia baca dalam lomba tersebut ialah Kitab Fath’ul Mu’in. Sebelumnya,
Shofi juga berhasil memenangi juara kedua dalam Lomba Baca Kitab pada
acara Fakultas Syariah se-Indonesia di Medan, Sumatra Utara.
Berbagi pengalamannya, perempuan yang akan genap berumur 24
tahun pada Maret 2021 ini menjelaskan, perlombaan yang ia
ikuti terbilang cukup
berat. Lomba dilaksanakan secara terbuka baik dari kalangan kampus atau pesantren tingkat nasional. Bukan hanya itu, kitab yang digunakan dalam lomba juga merupakan kitab yang cukup sulit, yakni I’anatut Thalibin, syarah kitab dari Fath’ul Mu’in, serta Al-Muwafaqat Fi Ushulil Syari’ah.
Kitab-kitab tersebut merupakan salah satu Kitab Ushul Fikih yang cukup besar. Alur perlombaannya pun
memakan waktu yang cukup lama. Terdapat
beberapa babak yang dilalui seperti babak penyesihan, perempat final, hingga grand
final. “Tapi pada akhirnya, saya bisa berkesempatan
merebut juara,” ujar Shofi, Minggu (15/11).
Menurut Shofi, alasan yang paling berarti mengikuti beberapa perlombaan ini
ialah pengalaman di balik perjuangan itu. Seperti halnya, diuji oleh
orang-orang
yang sangat kompeten dalam menguasai kitab tersebut. “Sebagai
anak Fakultas Syariah dan Hukum, hal itu menjadi nilai plus tersendiri untuk saya, pun sekalian menguji sejauh mana kemampuan diri untuk dapat bersaing dengan seluruh peserta se-Indonesia,” imbuhnya.
Mahasiswa lulusan Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur ini juga mengaku, orang tualah motivasi utamanya dalam mengikuti berbagai lomba
yang ia menangi. Shofi ingin menjadi sarjana yang benar-benar kompeten di bidangnya. Untuk menggapai harapannya,
ia pun menyalurkan ilmunya dengan mengajar kitab di Sekolah Tinggi Ilmu Fikih
Banten untuk mahasiswa tingkat awal hingga akhir. Shofi mengajar di sana mulai dari
awal tahun ajaran baru silam hingga saat ini.
Selama di Pondok Pesantren Lirboyo silam, Shofi aktif dalam forum musyawarah
antar pondok se-Jawa. Shofi menjelaskan, proses belajar kitab semenjak ia berada di pondok bukanlah sesuatu yang mudah. “Untuk sampai ke titik sekarang ini, usahanya tidak mudah,” ujar mahasiswa semester 5
tersebut,
Selasa (17/11).
Nurlailati Qodariah