Kurang lebih delapan bulan, para peserta didik di Indonesia telah
melangsungkan kegiatan pembelajaran secara dalam jaringan (daring). Sampai
akhir tahun nanti, akses ke sekolah dan kampus masih sangat terbatas.
Menghabiskan banyak waktu di rumah, banyak mahasiswa bergerak untuk menjaga
eksistensi kegiatan literasi agar tetap berkembang.
Seminar daring—atau biasa disebut webinar—banyak bermunculan
semenjak ruang gerak mahasiswa terbatas. Program-program kerja organisasi yang
seharusnya dilaksanakan secara luar jaringan, terpaksa harus dialihkan menjadi
daring. Namun, hal tersebut pula yang menjadi tantangan tersendiri sebagai salah satu langkah merawat kegiatan literasi.
Pada Mei lalu, seorang Mahasiswi Universitas Diponegoro membentuk wadah
baru bagi mereka yang tertarik di dunia linguistik. Lahir di tengah pandemi,
RuangTelisik.Id berdiri berkat Della Cyntia Raisma, salah seorang pegiat literasi dari Jurusan Sastra Indonesia. Mahasiswi
semester 7 tersebut
memanfaatkan situasi sebagai batu loncatan dalam menyalurkan kegemarannya agar
dapat bermanfaat bagi orang banyak.
RuangTelisik.Id—yang saat ini memiliki 600-an pengikut di Instagram—pada
dasarnya menyediakan pelatihan kepenulisan, kemudian terus berkembang menggelar
webinar, diskusi, hingga lomba literasi. Sayang menurut Della, ia belum
berhasil merangkul banyak partisipan dari acara-acara tersebut. “Terdapat beberapa faktor penyebabnya, seperti abai kesadaran mengikuti acara literasi sebab harus memperbaiki kondisi ekonomi di masa pandemi,” ungkapnya, Kamis (22/10).
Della menambahkan, situasi pandemi tidak seharusnya menyurutkan niat mendalami literasi sebaik mungkin
dengan berbagai cara yang efektif. Selian Instagram, RuangTelisik.Id juga menggunakan media-media
lain yang memungkinkan seperti Zoom dan Google Meet. Meskipun kehadirannya cenderung baru, Della tetap optimis akan selalu membaharui kontennya seputar linguistik, sastra,
dan budaya untuk terus
meningkatkan jumlah pengikut.
Berdasarkan kendala yang Della alami, Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Diah Ayu Pramesti
Rachmadianti pun turut
menuturkan apa yang ia rasakan. Diah cukup sering mengikuti berbagai kegiatan literasi daring, tetapi tentu tak luput dari kendala yang ada. “Keterbatasan kuota dan jaringan internet kadang
menghambat kelancaran acara. Tapi mau tidak mau, harus beradaptasi dengan
suasan pandemi ini,” ujarnya, Minggu (25/10).
Dari kendala yang ada, tetaplah penting halnya mengembangkan literasi bagi
siapapun yang ingin menempa diri, misal demi menambah pengetahuan. Terlebih, banyak pula fokus literasi selain di bidang linguistik, seperti literasi digital, keuangan,
dan finansial. Sebagai mahasiswa, Diah merasa literasi tidak bisa terpisah dari dirinya sebab mahasiswa dituntut
untuk menguasai banyak hal. “Sebenarnya, pandemi menjadi momen tepat untuk melakukan pengembangan
diri,” kata Diah.
Selaras dengan Diah, kehadiran RuangTelisik.Id disambut baik oleh Lukman
Hakim, seorang Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya. Ia menganggap media tersebut sangat membantu dalam menumbuhkan
wawasan berliterasi. Terlebih, Lukman
sangat tertarik dengan isu-isu linguistik yang ada. “Saya belum tahu persis media ini, tetapi saya akan membaca dan mengikuti kegiatannya,” tandas Lukman, Kamis (29/10).
Respons pun datang dari seorang penulis sekaligus Dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon Nisa Rengganis. Sebelum pandemi muncul, gerakan literasi hadir langsung di ruang-ruang pertemuan antara
komunitas. Bahkan, banyak pegiat literasi membuka kantung-kantung kebudayaan seperti Taman
Baca Masyarakat. Namun kini, semua itu berubah menjadi daring dengan adanya webinar, pelatihan daring, ataupun peluncuran buku. Dari sana, Nisa optimistis akan gerakan literasi yang tidak akan layu di masa pandemi.
Juga menurut Nisa, salah satu solusi yang dapat terus berkembang adalah proses adaptasi para pegiat literasi untuk mengampanyekan
budaya literasi dalam ruang virtual. “Menghadapi era siber, kita dituntut untuk kreatif dan kolaboratif antara pegiat literasi yang mana penting untuk menyinergikan pengembangan
literasi masyarakat,” pungkasnya, Kamis (29/10).
IF