Kembali lagi dengan kasus pelecehan seksual oleh dan pada sesama mahasiswa, kini melibatkan nama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka ialah peserta Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) yang pada tahun ini seharusnya dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal masing-masing akibat adanya pandemi.
Kabar mengenai
pelecehan seksual tersebut mulanya tersiar dari cuitan akun Twitter @ptriwh
milik Putri Widyahastuti pada Minggu (16/8). Diketahui, ia merupakan kakak dari
kekasih korban berinisial APP. Dalam cuitan tersebut, dirinya membagikan sebuah
utas yang menceritakan kronologi peristiwa secara runtut berdasarkan pengalaman
korban yang dilecehkan sang pelaku berinisial FD.
FD sendiri
merupakan rekan sefakultas korban yang juga berada dalam satu kelompok KKN
bersama korban. Diceritakan dalam utas, mereka—empat orang laki-laki dan empat
orang perempuan—menyewa sebuah rumah untuk dijadikan basis kegiatan kelompok
demi mempermudah mereka dalam menunaikan tugas KKN, mengingat jarak tempat
tinggal masing-masing anggota kelompok yang terpaut cukup jauh.
Insiden pelecehan
tersebut terjadi tepatnya pada Jumat (14/8) sekitar pukul 12 malam. APP bersama rekan-rekan perempuan lainnya sedang terlelap di ruang tamu. Melihat kondisi
tersebut, FD pun meraba-raba bagian tubuh korban serta menggesekkan
alat kelaminnya ke bagian kaki. Korban yang saat itu tengah berada dalam
kondisi setengah sadar merasakan ada sesuatu yang janggal, kemudian ia langsung
pura-pura terbangun dan pergi berpindah ruangan.
Setelah kejadian tersebut,
korban sempat menceritakan insiden yang dialaminya kepada rekan KKN perempuannya.
Namun dalam utasnya tersebut, Putri (@ptriwh) menganggap bahwa respon dari
rekan korban malah terkesan seperti menormalisasi tindakan pelaku. “Sesama cewek
malah mewajarkan pelecehan seksual? Mungkin ini alasan kenapa banyak wanita
yang tidak berani speak up ketika dilecehkan,” cuitnya seakan dengan
nada kesal, Senin (17/8).
Tak hanya itu,
korban juga sempat bercerita kepada rekan kelompoknya dari kalangan laki-laki. Sayangnya,
respon yang ia dapatkan justru malah terkesan tidak memperlihatkan dukungan terhadap
dirinya. Padahal, korban sempat mengharapkan dukungan dari rekan laki-lakinya
itu. Rekannya itu justru malah menganggap bahwa korban hanya akan memperbesar masalah.
“Ya, kamu harus mikirin kita juga yang sudah antusias sama KKN ini,” sebut
Putri yang mengutip pernyataan rekan korban dari sebuah tangkapan layar.
Setelah ditimpa
insiden tersebut, korban pun langsung meninggalkan rumah keesokan harinya. Tak
berhenti sampai di situ, korban pun mengalami trauma. Awalnya, ia merasa takut
untuk buka suara lebih lebar terkait insiden yang menimpa dirinya itu. Namun,
berkat dukungan kakak sang kekasih dan juga kekasih korban, kabar mengenai
kejahatan yang dialami dirinya itu pun akhirnya tersiar di kalangan kolega UIN
Jakarta. Korban pun tak henti-hentinya mendapatkan dukungan. Sementara itu, FD terus menerus dihujani kecaman.
Terkait dengan utas
berisi kronologi peristiwa tersebut, telah dikonfirmasi kebenarannya oleh
kekasih APP. Tak lama setelah kabar pelecehan itu tersiar, perkara itu
pun telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Korban sudah menganggap clear,”
ujar kekasih APP saat memberikan klarifikasi via WhatsApp, Selasa (18/8).
Sehari sebelumnya,
kabar mengenai penuntasan perkara itu juga telah dikonfirmasi berdasarkan pengakuan
FD. “Alhamdulillah, semua perkara sudah selesai. Sudah
dibicarakan baik-baik, sudah dibereskan pihak internal,” sebut FD ketika
dihubungi oleh Institut via WhatsApp, Senin (17/8).
Dalam cuitan
terbarunya, Putri dalam akunnya @ptriwh menyebutkan, FD mengaku bersalah dan bersedia
untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Ia juga berjanji, akan
memberikan pembiayaan penuh untuk pemulihan trauma korban. Atas permintaan
korban, utas yang berisi kronologi insiden itu kini telah dihapus, korban pun
akhirnya lebih memilih untuk memaafkan pelaku.
Menanggapi hal
tersebut, salah seorang mahasiswa UIN Jakarta Budi Santoso yang cukup proaktif
dalam menyuarakan hak-hak anak dan perempuan menyatakan, dirinya turut
menyayangkan insiden tersebut. Setelah dirinya mengkaji utas kronologi kejadian,
menurutnya, lingkungan sekitarnya masih belum bisa menyikapi korban pelecehan
seksual. “Ini (pelecehan seksual) masih dianggap sepele dilihat dari utasnya,” keluh
dirinya saat diwawancarai via pesan WhatsApp, Senin (17/8).
Budi juga mengatakan,
masyarakat perlu diberikan edukasi agar senantiasa peduli terhadap isu
pelecehan seksual. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat agar tidak
menempatkan korban pelecehan sebagai pihak yang disalahkan. Masyarakat semestinya
memberikan perlindungan dan dukungan terhadap korban. “Melindungi dan mendukung
korban, itu yang penting,” tegasnya, Senin (17/8).
Sementara itu,
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan Masri Mansoer menyatakan, dirinya
turut prihatin dan bersedih atas kejadian tersebut. Namun ia tetap menegaskan,
mereka juga telah melanggar ketentuan KKN-DR. Kendati demikian, Masri juga
menuntut agar mahasiswa yang melakukan pelecehan seksual harus diproses sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Masri lanjut memperingatkan,
bahwa aturan dan sanksi yang tertuang dalam Kode Etik Mahasiswa Bab 4 Pasal 5 serta
Bab 5 Pasal 6, telah menanti bagi mahasiswa yang melakukan perbuatan asusila,
dengan ancaman sanksi terberat dikeluarkan dari kampus. Dirinya juga berpesan agar
semua mahasiswa UIN Jakarta hendaknya menjunjung tinggi etika dan akhlakul karimah.
“Sebagai mahasiswa perguruan tinggi Islam, mestinya menjadi teladan bagi mahasiswa
perguruan tinggi lainnya, bukan sebaliknya,” tegas Masri, Selasa (18/8).
Maulana Ali Firdaus