Jumlah pasien terkonfirmasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia terus meningkat. Dilansir dari nasional.kompas.com,
terdapat 4.839 kasus positif per 15 April 2020. Jumlah pasien meninggal pun
bertambah dengan total 459 orang. Dengan terus bertambahnya kasus
terkonfirmasi maupun meninggal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
merekrut 8.763 relawan penanganan Covid-19.
Beberapa Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pun turut menjadi relawan. Sekretaris Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 UIN Jakarta Zilhadia
mengatakan, terdapat 21 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan sebelas Mahasiswa
Fakultas Kedokteran yang tersebar ke Blitar, Cirebon, Bekasi, Tangerang Selatan, serta Jakarta. Para relawan tersebut disebutkan wajib
berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 UIN Jakarta agar dapat
terpantau. “Sebelumnya, kami memberikan pembekalan berupa motivasi serta sharing terkait prosedur,” ujar
Zilhadia, Rabu (15/4).
Tiga mahasiswa di antaranya berasal dari Program Profesi Ners dan melaksanakan tugasnya di Blitar, Jawa Timur selama
April 2020. Mereka bergabung menjadi relawan nonmedis dari BNPB untuk penanganan Covid-19. Sebagai mahasiswa kesehatan, Jhon
Faizal Noer memilih untuk mengabdi di daerahnya. Ia bersama dua
orang kawannya mendaftarkan diri sebagai relawan penanganan Covid-19 langsung melalui situs web BNPB.
Esoknya, Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Blitar menghubungi dan mengirimkan surat tugas sebagai relawan
kesiapsiagaan Covid-19 kepada mereka. Menurut penjelasan Jhon, saat itu Dinkes Kota Blitar membutuhkan relawan untuk
memantau dan membantu Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang tengah isolasi mandiri.
Mereka pun ditempatkan di setiap kecamatan
Kota Blitar yang berbeda.
Luthfy Anshary—salah seorang kawan Jhon—yang berasal dari Kalimantan juga ikut menjadi bagian dari relawan
penanganan Covid-19 di Blitar.
Alasan tak dapat pulang pulang ke Kalimantan serta latar belakangnya sebagai mahasiswa kesehatan
membuat Luthfy tetap ingin mengabdi ke masyarakat walau bukan di
kampung halamannya sendiri.
Mereka bertugas sebagai pemantau kesehatan harian ODP dan edukasi kesehatan via Whatsapp selama empat belas hari masa isolasi mandiri ODP. Selain itu, Jhon dan kawan-kawan juga membantu membelanjakan kebutuhan harian ODP. Beberapa di antara relawan
bersama tim dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) melakukan pelacakan ODP di wilayah puskesmas tersebut.
Jhon menyemogakan pandemi Covid-19
cepat berakhir. Menurutnya, banyak rakyat kecil yang kesulitan menghadapi wabah ini. Ia juga berharap
masyarakat lebih mengerti pentingnya menjaga kesehatan. “Semoga kita semua
selalu optimis sebagai bangsa Indonesia, kita harus yakin mampu menghadapi wabah ini,” ungkap Jhon,
Minggu (12/3).
Selain itu, Luthfy juga memberi pesan
kepada seluruh mahasiswa untuk tetap aware pada situasi saat ini. Ia
juga meminta mahasiswa untuk bisa berkontribusi menangani wabah Covid-19 dengan
cara apapun. Dari latar belakang pendidikan mana pun, berbagai bentuk kontribusi akan
sangat membantu, seperti membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaan atau orang-orang yang tidak
bisa work from home. “Paling penting, tetap waspada dan banyak baca
informasi kredibel mengenai Covid-19 agar tidak timbul khawatir berlebih,”
pungkas Luthfy.
Terkait adanya mahasiswa relawan dari UIN Jakarta,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Masri Mansoer turut memberikan pendapatnya.
Ia mengatakan, hal tersebut ialah pekerjaan mulia yang harus dilaksanakan
dengan ikhlas. Masri juga berpesan agar para relawan mematuhi protokol
penanganan Covid-19. “Semoga dimudahkan, selalu waspada, jaga kesehatan, serta
terus berdoa dan tawakal,” tuturnya,
Senin (13/4).
Sefi Rafiani & Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram