Judul: Impian 1000 Pulau
Durasi: 123 Menit
Rilis: 29 Oktober 2018
Genre: Drama
Sutradara: Naphtali Ivan
Remaja yang berlatar belakang seorang anak nelayan
memiliki impian menjadi pembuat film. Cita-cita itu kian ditentang oleh sang
ayah lantaran menganggap usaha tersebut sia-sia.
Impian bukan hanya
lamunan semata, bukan juga sekadar
fantasi. Akan tetapi, hasrat untuk membuka jalan menuju cita-cita. Entah mimpi
itu, mulai dirancang sejak kecil atau mulai terpikir ketika beranjak dewasa.
Nyatanya,
mimpi tak semudah yang dibayangkan. Banyak campur tangan dari lingkungan
sekitar yang terlibat.
Seperti yang terjadi pada
sekumpulan pemuda-pemudi di tepi laut yang sedang merancang mimpi besar. Dengan
ditemani hembusan angin laut yang akan
membawa impian mereka bersama harapan.
Awalnya Gita—sosok perempuan dengan mata sayu dengan senyum
ceria telah membawa kabar baik untuk kawan-kawannya. Gita menceritakan bahwa
telah lulus tes CPNS dan akan pergi ke kota besar. Semua merespons dengan suka
cita. Namun di sudut meja, terlihat raut iri pada
wajah sesosok pemuda yang tinggi perawakannya. Galang sebagai anak nelayan
merasa telah terlambat untuk mencapai cita-citanya, tak seperti Gita.
Galang tampak sentimen
dengan pembahasan mau ke mana setelah lulus Sekolah Menengah Atas. Ada kalanya,
ia dipundung karena anak nelayan yang hidupnya sudah jelas di lautan dan
meneruskan pekerjaan sang ayah dan begitu pula untuk generasi selanjutnya.
Berada di atas lautan, Galang merasa tak akan berkembang untuk masa depannya.
Rutinitas hanya menangkap ikan dan begitu seterusnya dalam keadaan stagnan. Ia pun ingin mengejar cita-citanya.
Sedari kecil Galang yang
memang gemar menonton film, suatu ketika hatinya mulai terguggah hendak
menekuni bidang perfilman. Sementara itu, takdir berkata lain sang ayah tak
sejalan dengan mimpinya justru semakin menentang. Dikarenakan kuliah di
perguruan tinggi hanya buang-buang uang dan ujungnya jadi pengangguran, sang ayah tak merestui.
Mendengar keinginan
Galang, ayahnya murka dan menyingkirkan segala bentuk barang yang bersangkutan
dengan film. Galang pun tak langsung menyerah, ia juga melakukan kajian film
bersama teman sejawat. Sampai diskusi film juga menjadi kontra dihadap orang
tua kawannya. Sehingga mendatanginya dengan alis menukik tajam wanita paruh
baya ini menyeret anaknya sambil berkata “Galang ngapain ngajakin anak
saya nonton dan hanya main-main,” tegasnya pada Galang. Niatan hati ingin
mengedukasi melalui film justru cibiran yang ia terima.
Galang menganggap
kejadian sebelumnya hanya angin lalu, ia justru mengisi waktu luang dengan
menjadi sukarelawan di Taman Nasional sembari menanti pengumuman perguruan
tinggi. Dia mendaftarkan diri ke perguruan tinggi tapan sepengetahuan orang
tua.
Sepanjang menunggu,
banyak yang dilakukan Galang ketika di Taman Nasional seperti pengetahuan
berkaitan dengan laut dan terumbu karang. Saat Galang mempratikkan ilmu yang
telah didapat, tetapi sang ayah melazimkan menangkap ikan dengan merusak
pertumbuhan terumbung karang atau bisa disebut muroami.
Saat itu, Galang berang
atas setiap tindakan kejam sang ayah hingga angkat kaki dari rumah. Galang
pergi ke perguruan tinggi tempat dia mendaftarkan diri sebelumnya, tetapi tak sesuai ekspetasinya—tidak
mendapat beasiswa. Bak peluru
yang menghujam jantung Galang,
sang ibu lagi-lagi
menyampaikan kabar buruk terkait ayahnya. Sang ayah terbaring di rumah sakit
lantaran menggunakan kompresor dan terjebak muroami
akibat ulahnya sendiri. Masih diberi umur panjang oleh Tuhan, ia menyesal atas yang telah diperbuat dan mulai menghargai keputusan
Galang.
Dengan durasi dua jam,
film Impian 1000 Pulau
garapan sineas muda Indonesia disutradarai Ivan dan ditulis Ernest Lesmana
serta seluruh kru yang masih berseragam putih abu-abu membuat penonton bangga
atas karya anak bangsa. Rasa kagum bukan hanya dari filmnya melainkan penjualan
tiketnya yang didedikasikan untuk mendukung program one ticket one mogrove.
Nurul Dwiana