Judul : A Bag of Marbles (Un sac de
billes)
Sutradara : Christian Duguay
Durasi : 110 menit
Tahun rilis : 15 Januari 2017
Genre : Drama
Perjuangan hidup
kakak-beradik dalam Perang Dunia II. Tepatnya pada 1940-1944 di mana pembantaian
besar-besaran dilakukan oleh tentara Nazi terhadap bangsa Yahudi di Prancis,
dikenal dengan peristiwa Holokaus.
Tepat pada Perang Dunia kedua, periode 1940 hingga 1994
terjadi peristiwa Holokaus. Peristiwa ini bermula dari pendudukan Jerman di
Prancis. Tak berselang lama, tentara Nazi pun mulai melakukan serangkaian aksi
yang merugikan kaum Yahudi. Di mana, terjadi pembantaian secara besar-besaran
terhadap orang-orang Yahudi. Bahkan, 72.500 orang di antaranya dideportasi ke
kamp-kamp pemusnahan hingga tewas.
Cerita pada Film A
Bag of Marbles berawal ketika pemerintah Prancis memberlakukan sensus
penduduk serta pencatatan orang Yahudi. Kaum Yahudi dipaksa mengenakan lencana
bintang berwarna kuning dipadu hitam bertuliskan ‘Yahudi’ melintang di bagian
sisi kiri dada. Salah satu yang menerapkan aturan itu adalah keluarga Joffo. Akibat
pemakaian lencana, Joseph Joffo dan Maurice Joffo mendapatkan ejekan dan pukulan
dari teman-temannya di sekolah karena identitasnya yang dicap sebagai seorang
Yahudi.
Melihat kejadian buruk yang menimpa kedua anaknya,
sang ayah, Roman mulai mengkhawatirkan kondisi keluarganya. Roman memerintahkan
anaknya untuk pergi meninggalkan Paris. Tak hanya itu, Roman berpesan kepada
anaknya untuk tidak mengatakan identitas asli mereka kepada siapapun. Akhirnya kakak-beradik
tersebut terpaksa meninggalkan Paris malam hari untuk menyelamatkan diri dari
kejaran tentara Nazi.
Mereka berdua pergi dari satu tempat ke tempat lainnya
dan melakukan perjalanan jauh tanpa didampingi kedua orang tuanya. Dalam
pengembaraannya, mereka berdua bertemu dengan banyak orang. Tampak orang-orang
yang ditemuinya memancarkan sorot mata ketakutan yang begitu nyata, namun
kakak-beradik ini justru tak memperdulikannya. Dalam pelariannya, Joseph dan
Maurice selalu dihantui rasa ketakutan dan putus asa, namun keduanya selalu
menguatkan satu sama lain.
Setelah semua kesulitan berlalu, kedua anak tersebut
akhirnya bertemu keluarganya. Mereka menghabisakan waktu bersama walaupun hanya
sesaat, karena keduanya harus berpisah untuk kedua kalinya. Joseph dan Maurice menghabiskan
sebagian waktu di Kamp Collabos, kamp pemerintah untuk anak dibawah umur.
Masalah pelik tiba-tiba muncul usai Joseph Joffo dan
Maurice Joffo diculik oleh tentara Nazi. Mereka bahkan ditempatkan di gedung tahanan
Nazi. Mereka dipaksa untuk mengakui identitas mereka. Caci maki serta pukulan
demi pukulan terlontar dari tentara Nazi semakin membuat mereka putus asa.
Tetapi keteguhan hati dan semangat Joseph Joffo dan Maurice Joffo justru
semakin kokoh untuk melanjutkan perjuangan hidup.
Film yang disutradarai Christian Duguay diangkat dari kisah
nyata sang penulis, Joseph Joffo. Film ini memperlihatkan kejamnya tentara Nazi
di era itu. Film berdurasi 110 menit ini, tersaji dengan apik. Film ini
menggambarkan ketakutan, kesedihan, dan kebahagiaan yang terkemas rapi.
Kekurangan film ini adalah setting
tempat yang tidak digambarkan dengan jelas. Disamping itu, Film ini mengandung pesan
kekeluargaan yang sangat kuat, dan keberanian Joseph dan Maurice dalam melawan
rasa takut dan putus asa.
LAH