Tidak ada kata terlambat untuk
menyelamatkan bumi dari kerusakan alam. KLH hadir untuk mengatasi hal tersebut
agar alam tetap lestari.
Dewasa ini, sering dijumpai kerusakan alam di Indonesia akibat
ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal itu menimbulkan kekhawatiran mengenai
kelestarian lingkungan dari berbagai kalangan. Seperti halnya Komunitas
Lindungi Hutan (KLH) yang terbentuk karena keresahan atas kerusakan lingkungan
yang kian bertambah.
Humas KLH Cabang Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek)
Bagus Nurcahyadi mengemukakan, mereka bergerak di bidang pelestarian lingkungan untuk
penghijauan. KLH berada di bawah naungan Lindungi Hutan, sebuah start up
yang melakukan penggalangan dana guna upaya penghijauan. Saat ini, KLH memiliki banyak cabang dan telah
tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Riau, Bandung, Yogyakarta, Bogor, Jambi, Lampung,
Makassar, Bali dan masih banyak lainnya.
Bagus
mengatakan, relawan KLH Jadetabek berjumlah kurang lebih empat
ratus orang. Para
relawan
berasal dari latar belakang
berbeda, misal mahasiswa dan pekerja. KLH membuka peluang bagi seluruh
masyarakat yang ingin
berkontribusi untuk melestarikan alam. “Banyaknya
cabang KLH
bisa memudahkan siapa
pun untuk bergabung,”
tuturnya, Jumat (15/11).
Mengenai
kegiatan, komunitas yang berdiri sejak awal 2018 ini turut
mengadakan sosialisasi
tentang pentingnya melakukan penghijauan dan menjaga kelestarian alam. Sosialisasi dilakukan di berbagai tempat seperti
sekolah-sekolah atau taman kota sekitar Jadetabek. Selain itu, kegiatan rutin
KLH adalah melakukan penanaman dan pembibitan pohon, serta mengadakan pemberdayaan lingkungan kepada masyarakat.
Menurut Bagus, kampanye menjadi aksi nyata komunitas ini untuk
menggalakan penghijauan. Hal tersebut juga bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan. “Seluruh elemen masyarakat
harus diberi edukasi dan kesadaran akan pentingnya merawat bumi ini,” ungkap
pria asal Ciamis tersebut.
Lebih
lanjut, Bagus menuturkan bahwa kendala yang dihadapi oleh KLH
Jadetabek ini berupa tidak adanya pegunungan. Jadi, KLH Jadetabek menyiasati
penghijauan dengan mengadakan penanaman pohon di hutan kota seperti Hutan Kota
Srengseng, Jakarta Barat. Selain itu, KLH juga menanam pohon di pinggir Kali Pesanggrahan.
Tidak
melulu menanam pohon di hutan atau pinggir kali, KLH Jadetabek kerap kali
melakukan penanaman pohon bakau. Biasanya, lokasi penanaman bakau terletak di
wilayah pesisir seperti di kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk.
Penanaman bakau juga sebagai upaya memperbaiki kualitas lingkungan di ibu kota. Apalagi, mangrove sangat
bermanfaat untuk menjaga erosi dan abrasi pantai.
Apabila makin banyak orang yang bergabung dalam KLH, semakin banyak pula hutan-hutan yang terawat dan
terlindungi. Kegiatan
KLH
dilakukan demi bumi yang lebih
baik.
Ke
depannya, Bagus berharap
agar makin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya lingkungan yang hijau
dan asri. Jika lingkungan
hutan dirusak,
maka manusia akan kesulitan untuk melangsungkan kehidupan. “Kalau nanti hutan gundul semua, yang repot anak
cucu kita,” pungkasnya.
Salah satu
relawan KLH, Mitasari, menuturkan dirinya tertarik bergabung dalam komunitas
ini karena sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Dirinya melihat,
alam ini sudah banyak yang rusak dan perlu untuk diperbaiki serta dijaga.
Baginya,
menjadi relawan KLH memiliki keuntungan tersendiri karena bisa mendapatkan
banyak teman yang memiliki visi misi yang sama di bidang lingkungan. Terlebih,
ia mengungkapkan dengan tergabung di KLH, ia bisa lebih berkontribusi serta
membangun kesadaran akan melestarikan alam. “Kesadaran masyarakat akan
kelestarian alam masih kurang,” tutur Mita pada, Senin (18/11).
Sementara
itu, kendala yang dihadapi selama Mita menjadi relawan adalah sulitnya mengatur kegiatan
karena kesibukkan para relawan yang berbeda-beda. Namun, semua kendala itu pada
akhirnya bisa teratasi. Dirinya pun berharap agar KLH kedepannya terus
berkembang dan terus berkontribusi untuk melindungi alam. “Semoga manusia makin
sadar akan kerusakan lingkungan,” pungkasnya.
Rizki Dewi Ayu
Rizki Dewi Ayu