Komunitas Rempah merupakan wadah pemuda pedlatar
belakangnya sebagai mahasiswa di bidang sejarah. Akan tetapi Komunitas Rempah juga
mengajak para pemuda selaku Bangsa Indonesia untuk lebih sadar dan peduli akan
sejarah.
Berangkat dari kegelisahan mahasiswa Jurusan Sejarah
Peradaban Islam (SPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yakni Firman Faturohman, Endi, Dirga, Mulki, Tati, Hana, Wilda, Indi,
danYeni akhirnya membentuk sebuah
komunitas untuk para penggiat sejarah. Komunitas ini mereka namakan Komunitas
Rebukkan Penggiat Sejarah (Rempah) yang didirikan sejak 2015.
Salah satu pendiri Ketua Komunitas Rempah Firman
Faturohman mengatakan bahwa ia merasa
lingkungan akademis tidak terbina lagi dalam lingkungan kerjanya. Hal tersebut yang mendorong dirinya dan
delapan teman yang lain membentuk Komunitas Rempah. Firmankhawatir bila ilmu yang mereka dapatkan di bangku kuliah perlahan-lahan hilang. “Ketika
libur waktunya hanya untuk istirahat, nah dari situlah ada kegundah-gulanaan,” tuturnya, Selasa (8/9).
Gagasan awal berdirinya Komunitas Rempah ini berawal dari
sebuah kelompok diskusi yang latar belakangnya anak-anak sejarah di UIN
Jakarta. Di mana, di tahun 2011 mereka sering mengadakan diskusi bersama secara
rutin di lobi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta.
Salah satu kegiatan
rutin Kominitas Rempah adalah diskusi yang diadakan setiap hari jumat di jam. 17.00 WIB .
Selain itu, kegiatan dari komunitas ini yaitu mengunjungi situs-situs
bersejarah seperti museum yang berada di daerah Tangerang Selatan.“Kita tinggal
di Tangerang, tapi kok tidak tahu tempat-tempat sejarah yang ada di Tangerang,”
ujar Firman Faturohman saat ditemui di tempat kerjanya di Museum Bahari,
Selasa, (8/9).
Tujuan utama dari komunitas ini adalah sebagai wadah
untuk mengenalkan sejarah pada generasi-generasi muda dan berbagi pengetahuan
tentang sejarah. Lebih lanjut, komunitas ini juga menyediakan ruang untuk
mahasiswa yang ingin konsultasi tugas kuliah maupun tugas akhir secara gratis.
Komunitas Rempah akan memberikan arahan terkait beberapa sumberdan beberapa
topik yang menarik untuk diambil kepada mereka yang ingin konsultasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak mahasiswa yang
ingin bergabung dengan komunitas Rempah. Selain karena tertarik dengan kegiatan
dari Komunitas Rempah untuk bergabung dalam komintas ini tidak ada
syarat-syarat tertentu, Komunitas Rempah juga terbuka untuk umum.
Komunitas Rempah juga pernah menyelenggarakan Free
Photo Contest yang bertajuk “Menjarah: Menelusuri Jejak Sejarah” Kota
Tangerang Selatan. Di mana dalam event ini adalah lomba foto di tempat-tempat
bersejarah yang ada di kota Tangerang Selatan
Firman mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat dan generasi muda saat ini
sedang mengidap penyakit amnesia kolektif. Ia berpendapat bahwa masyarakat saat
ini lupa bahwa mereka memiliki identitas. “Masyarakat lupanya berjemaah, jadi
kalau tidak belajar dari sejarah dari mana lagi?” tuturnya, Selasa (8/9).
Oleh karena itu, dengan adanya Komunitas Rempah, Firman Faturohman sebagai salah satu founder dari mempunyai harapan besar. “Jangan sampai
lupa pada sejarah, kita harus bangkit, kita harus sembuh dari penyakit amnesia
kolektif ini. Jangan sampai sampai kita terasing di negeri sendiri,” ucapnya
saat ditanya tentang harapan kedepannya, Selasa (8/9).
Herlin Agustini
Herlin Agustini