Sejak
dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara berkepulauan dengan dikelilingi laut yang jumlahnya lebih
luas dari pada daratan. Dalam hal ini, laut Indonesia menjadi ekosistem
yang sangat kaya. Bukan hanya ikan yang hidup, akan tetapi banyak makhluk indah
yang mungkin kita sendiri belum pernah mengenal dan melihatnya.
Belakangan ini kita banyak mendengar
mengenai sampah plastik. Banyak orang yang menyuarakan untuk mengurangi sampah
plastik dalam segi apapun. Bukan hanya itu, beberapa negara lain ada yang
mengharamkan penggunaan sampah plastik, bahkan jika berbelanja mereka harus
membawa keranjang sendiri. Jika tidak, masyarakat di negara tersebut akan dikenakan denda.
Sampah plastik menjadi faktor utama dalam
pencemaran lingkungan yang terjadi di bawah laut. Bukan hanya sampah plastik
yang berukuran besar, melainkan sampah micro plastik yang berukuran sangat
kecilpun mampu mencemari lautan. Mikroplastik adalah plastik dengan ukuran
kurang dari 5 milimeter, yang merupakan hasil penguraian alami plastik baik secara
fisik, kimia, maupun biologi.
Mikroplastik ini banyak terdapat pada
produk yang kita temui sehari hari, salah satunya adalah pembersih wajah. Ribuan
ton partikel plastik berukuran kecil dari produk seperti scrub wajah dan pasta
gigi mengalir hingga ke laut dan mencemari kehidupan di dalamnya. Karena bahan
plastik sangat sulit untuk diurai oleh air, maupun mahkluk yang ada di dalam
air tersebut.
Menurut menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti, jika kondisi laut Indonesia tidak berubah dan masih sama
seperti sekarang, sekitar tahun 2030 jumlah plastik akan lebih banyak dari
jumlah ikan. Banyak kekhawatiran yang muncul dalam hal ini karena ekosistem laut di Indonesia sangatlah
besar. Melihat hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi mengadakan seminar
nasional yang bertemakan Let See Under the Sea.
Acara itu membahas detail tentang kondisi
laut pada saat ini. Menurut Ketua Pelaksana Ecology 2.0 Zayan Zuhdi, ia prihatin dengan kondisi laut pada saat ini. Kondisi laut seharusnya indah terawat serta menjadi tempat
tempat tinggal berbagai makhluk hidup. Namun nyatanya, serakang sudah tercemar oleh sampah yang ada di dasar laut. "Sampah plastik
di mana-mana dan kita tidak boleh membiarkan itu terus-menerus," tutur Zayan, Sabtu (28/9).
Saat ini, diketahui bahwa kondisi laut Indonesia sedang
tidak baik-baik saja. Diisi oleh salah seorang pemateri—Kepala Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Teguh Samudro—banyak sekali ia menjelaskan secara rinci tentang lautan. Tanggapan pun muncul dari salah satu peserta yang
hadir. Nona mengaku, dirinya menjadi tahu jika laut Indonesia kini sudah tercemar sampah. "Bukan hanya sampah besar, ternyata ada mikroplastik yang memang
berbahaya," tuturnya, Sabtu (28/9).
NQ