
Dari banyaknya Maba yang dinyatakan lolos seleksi
di UIN Jakarta, sejumlah 6461 mahasiswa melakukan daftar ulang. Berdasarkan data
Bagian Akademik UIN Jakarta, 6461 Maba jika dikalkulasi memiliki presentase 14.6%
masuk melalui jalur SNMPTN, 17.33% melalui jalur SBMPTN, 15.7% melalui jalur SPAN-PTKIN,
19.3% melalui jalur UM-PTKIN, dan 31.3% melalui jalur SPMB Mandiri. Dari kelima
jalur seleksi tersebut, jika dihitung secara keseluruhan terdapat 208.572
pendaftar namun hanya 3.2% yang dinyatakan diterima.
Rektor UIN Jakarta Amany Burhanuddin Umar
Lubis mengungkapkan, peminat UIN Jakarta mengalami peningkatan. Pada tahun 2018
UIN Jakarta dibanjiri sekitar 180 ribu peminat, kemudian di tahun 2019
mengalami peningkatan menjadi 208.572 peminat.“Jumlah
tersebut mengalami kenaikan bahkan cenderung signifikan,” ujar Amany ketika
ditemui di Gedung Rektorat UIN Jakarta, Senin (26/8).
Selain itu, Kepala Bagian Akademik UIN Jakarta
Rasi’in turut memberikan tanggapan terkait jumlah pendaftar yang melonjak.
Menurut Rasi’in lebih dari 7 ribu mahasiswa dinyatakan diterima di UIN Jakarta,
namun hanya sekitar 6 ribu Maba yang melakukan daftar ulang. Penyebab dari
beberapa Maba yang tidak melaksanakan pendaftaran ulang karena banyaknya mahasiswa
yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain, bukan hanya di UIN Jakarta.
“Mereka cenderung lebih memilih PTN lain,” ungkapnya pada Rabu (27/8).
Kendati mendapatkan lonjakan peminat yang
lebih besar dibanding tahun sebelumnya, khususnya di jalur SNMPTN dan SBMPTN
yang menyediakan program studi non-agama, mengalami penurunan peminat yang
cukup signifikan. Pada tahun 2018
pendaftar SNMPTN UIN Jakarta sebanyak 18.726 orang, sementara di 2019 mengalami penurunan menjadi 12.697 orang. Tak hanya itu, pada jalur SBMPTN pun turut mengalami penurunan seperti pada tahun 2018 sebanyak 30.902 orang pendaftar di UIN
Jakarta, namun di tahun 2019 justru hanya ada 19.991 orang yang mendaftar.
Selain jalur SNMPTN dan SBMPTN, UIN Jakarta juga mengalami
penurunan peminat di jalur SPMB Mandiri. Sebanyak 33.909 orang mendaftar
melalui jalur SPMB Mandiri di tahun 2018, namun di tahun 2019 turun menjadi 31.349
pendaftar. Rasi’in menjelaskan turunnya peminat SPMB Mandiri dikarenakan waktu
tes yang bersamaan dengan ujian-ujian di PTN lain. “Karena waktunya bersamaan
dengan tes lain, makanya pendaftarannya sempat diperpanjang”, ujarnya, Selasa
(27/8).
Terkait penerimaan mahasiswa baru 2019, pihak UIN
Jakarta turut menentukan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Maba berdasarkan data yang
diinput oleh Maba dalam laman pmb.uinjkt.id. Ketetapan UKT ini tertera
dalam SK Rektor nomor 356 tahun 2019. Berkaitan dengan berbagai persoalan UKT Maba
tahun 2019/2020, Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) UIN
Jakarta Sultan Rivandi turut menyatakan sikap dengan berorasi di hadapan
seluruh Maba ketika pelaksanaan PBAK. Ia menegaskan
kebijakan UKT masih perlu dievaluasi, karena dianggap belum tepat sasaran. “UKT
yang harusnya subsidi silang, malah justru menjadi subsidi hilang,” tegasnya
ketika berorasi di Lapangan Triguna, Selasa (27/8).
Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta
Khairunas menjelaskan, perihal masalah UKT telah diatur dalam Peraturan Menteri
Agama nomor 151 tahun 2019. Ia mengatakan, dalam menentukan kelompok UKT diperlukan kualifikasi khusus. “Dalam
menentukan besaran UKT, kita meminta berbagai dokumen, sehingga data itu tidak
bisa dibohongi”, tutur Khairunas ketika ditemui di Kantor Biro Perencanaan dan Keuangan,
Rabu (28/8).
MAF