Nama
Nazihah seketika menjadi buah bibir pada pelaksanaan Wisuda Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta ke-113, 7-8 September 2019. Bukan tanpa sebab, pasalnya ia
dinobatkan sebagai lulusan terbaik tingkat universitas dengan Indeks Prestasi Kumulatif
3,97.
Bagi
mahasiswi kelahiran Cianjur, 5 Desember 1997 ini, almamaternya UIN Jakarta menjadi
kampus yang menuntut mahasiswanya untuk menjadi akademis serta aktivis yang
bertanggung jawab. Keduanya harus berimbang, itulah prinsip yang dipegang teguh
Nazihah sebagai mahasiswi Program Studi Ilmu Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
Hal
ini membuat Nazihah menjadi seorang akademisi yang cerdas dan aktif dalam
berbagai organisasi. Menjadi seorang akademisi yang hebat dengan padatnya
jadwal dan ditambah dengan organisasi di luar mata pelajaran kuliah tidaklah
mudah. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan bagi Nazihah untuk menjadi lulusan
terbaik. “Aktivis yang tetap mengedepankan akademisnya dan seorang akademisi
yang aktivis,” tegas Nazihah, Minggu (8/9).
Menurut
Nazihah, membuat daftar skala prioritas dengan mengetahui kemampuan diri dalam
pelbagai hal menjadi cara efektif mengatur waktu. Ketika kemampuan diri sendiri
sudah dapat diukur, ia dapat memberikan waktu yang lebih banyak untuk hal yang
terasa sulit dan waktu lebih sedikit untuk hal yang terasa mudah.
Selain
mengatur waktu secara bijak, dukungan dari orang tua, dosen dan teman juga
berperan menjadikannya Nazihah lulusan terbaik. Sebagai mahasiswi rantau, ia tak
lupa selalu mengabarkan orang tuanya terkait kegiatan yang dilakukan baik di
kampus maupun di luar. “Selama kegiatan yang dilakukan adalah hal positif orang
tua ia tak pernah melarang bahkan selalu memberikan dukungan untuk Nazihah,”
ungkapnya.
Tak
luput pula dukungan dari dosen dalam hal pemikiran dan penulisan telah memberi
kepercayaan kepada Nazihah untuk berkembang khususnya di lingkungan akademis. Fasilitas
UIN Jakarta untuk mengakses pelbagai informasi dan pengaruh lingkungan jurusan
yang memang mahasiswanya saling berkompetisi untuk menjadi terbaik dalam
prestasi menjadi pemacu semangat bagi Nazihah.
Orang
tua menjadi motivasi utama bagi Nazihah. Meskipun ia bukan berasal dari
keluarga berpendidikan tinggi, namun mereka memberikan dukungan baginya untuk
berprestasi. Selain itu, cita-cita untuk menjadi seseorang yang bermanfaat di
masyarakat juga menjadi pemacu. Sosok Rektor UIN, Jakarta Amany Burhanudin Umar
Lubis menjadi inspirasi tersendiri bagi Nazihah. “Bu Amany merupakan sosok yang
cerdas, aktif dan ramah,” ujarnya.
Selama
menjadi mahasiswi UIN Jakarta, Nazihah juga berhasil menorehkan prestasi. Terbukti,
dua kali ia terpilih menjadi Mahasiswa Terbaik PAI dan pernah terpilih menjadi
Duta Tarbiyah dengan proses seleksi nan ketat. Tak hanya berprestasi di
lingkungan kampus, di luar pun ia pernah didaulat menjadi moderator program
Najeela Shihab dan terpilih menjadi pemakalah pada acara Internasional Conference of Education Muslim Society 2019.
NQ