Setiap tahunnya
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan Pengenalan Budaya Akademik Kampus atau
yang lebih dikenal dengan sebutan PBAK. Tak lupa pula pengenalan budaya
kampus ini bertujuan untuk mahasiswa baru agar mengenal lebih jauh tentang UIN dan mengenal sesama mahasiswa
baru (Maba) ke lainnya.
Di tahun ajaran
2019, UIN Jakarta mengusung tema ‘Moderat’ untuk mengetahui makna dan tujuannya
dalam penerapan istilah ‘Moderat’ di lingkungan akademisi. Berikut hasil
wawancara Reporter LPM Institut, Nurlailati Qodariah khusus dengan Rektor UIN
Jakarta Amany Burhanudin Umar Lubis mengenai pembahasan makna dan tujuan tema
‘’Moderat’’, Senin, (26/8).
Apa arti dari
‘’Moderat’’ pada tema PBAK tahun ini ?
Dengan Tema
‘Moderat’ mewujudkan insan akademis, kritis dan
inovatif dalam mengamalkan nilai-nilai keislaman dan keindonesian. Topik
ini cocok untuk diperkenalkan kepada Maba selama menutut ilmu di Universitas
Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, materi pembahasan ini detailnya akan
di bawa ke dalam materi PBAK Universitas dan Fakultas dengan tema Moderasi Beragama.
Untuk
menciptakan kampus yang moderat UIN Jakarta mengundang tokoh – tokoh besar
seperti ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj untuk mengisi materi pada
tema Moderasi Beragama. Selain tema Moderasi Beragama ada pula tema- tema
lainnya seperti anti korupsi, anti terorisme, eksimisme dan lainnya.
Apa itu moderasi
beragama?
Konsep moderasi
beragama merupakan pengamalan dan karakteristik ajaran agama masing-masing
dengan benar. Kriteria dasar moderasi beragama berpegang teguh pada agama
ditambah dengan bertoleransi dan perbedaan lainnya. Di samping itu, menerima perbedaan dengan sesama
dan tidak terbawa dengan perbedaan tersebut.
Mengapa
melakukan ajaran agama dengan benar disebut moderasi ?
Merunut saya, dalam
pengamalan ajaran agama dengan benar, maka UIN Jakarta mengenal seluk beluk ibadah
serta muamalah syariat. Sebagai representatif
moderasi beragama dalam keseharian adalah mengenakan kerudung bagi muslimah. Akan
tetapi, memakai kerudung bukah hal yang ekstrim. Dikarenakan dalam syariat
Islam berkewajiban menutup aurat, salah satunya dengan menggunakan kerudung.
Terlihat jelas
dari konteks moderasi beragama ini adalah toleransi dan saling mengerti
terhadap agama lain sebagai praktek dalam proses belajar. Selain itu, UIN
Jakarta merupakan salah satu lembaga yang mengembangkan moderasi beragama ini,
terbuka dengan aliran apapun baik itu teori- teori filsafat, hukum , syariat dan politik kerena
UIN Jakarta adalah kampus pembaharu bagi pendidikan kampus Islam Di Indonesia.
Apakah
nilai-nilai moderasi sudah masuk dalam kurikulum 2019-2020?
Menurut saya, kurikulum
UIN Jakarta tak harus 2019/2020 karena moderasi pun bukan hal yang baru di
dalam UIN Jakarta. Alhasil, moderasi beragama
diterapkan dalam kurikulum dan integrasi ilmu. Perwujudan moderasi Islam
di UIN Jakarta juga dapat dilihat dari mata kuliah seperti studi Islam. Kemudian
dapat dilihat dalam pendekatan integrasi Ilmu seperti mengkaji sains dan
teknologi (Saintek), mengkaji pula
bagaimana dasar-dasar Saintek dalam pandangan Islam, lalu jika mengkaji hukum
juga mengaitkan prisip- prinsip Islam dalam hukum.
Apa output
yang diharapkan dari moderasi beragama untuk mahasiswa baru kali ini?
Output yang
diharapkan adalah supaya UIN Jakarta siap melahirkan generasi muda dalam
melahirkan pemuda-pemudi Indonesia yang mampu mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sepanjang masa. Karena
hal Itu tidaklah mudah, dibutuhkan karakter yang kuat dalam diri
seseorang yang menyatu ajaran agama dan kebangsaan serta prinsip-prinsip
keilmuan. Seseorang yang mempunyai sosok rasional yang agamis, dengan demikian
itu yang diharapkan pada PBAK sekarang ini.
NQ