Sudah berbulan-bulan, warga Desa Akar-Akar
yang ada di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, harus bersusah payah untuk
mendapatkan air bersih. Terutama air untuk konsumsi. Sejak gempa magnitudo 7 mengguncang Lombok pada awal Agustus
2018 silam, jalur air yang mengaliri Desa Akar-Akar rusak. Longsor menutupi
jalur air. Kini, mereka terpaksa harus keluar desa untuk mengambil air
konsumsi. Di desa tentangga, terdapat satu sumur bor yang digunakan oleh
ratusan kepala keluarga dari beberapa desa.
Untuk mengatasi kebutuhan air warga Akar-Akar, Global Wakaf
melalui program Sumur Wakaf menggali sumur di desa yang menjadi salah satu
lokasi terparah terdampak gempa. Namun, pengerjaan bor sumur yang dimulai sejak
dua pekan lalu, kini berhenti sejenak. Batuan cadas di bawah tanah Desa
Akar-Akar membuat mata bor berkali-kali patah.
Muhammad Romi Saefudin dari tim Global Wakaf NTB
menjelaskan, saat ini pengeboran sumur sedang berhenti. Tim Global Wakaf
menunggu kedatangan mata bor bergerigi yang dipesan untuk bisa menembus batuan
cadas guna mendapatkan sumber air. “Butuh mata bor bergirigi untuk menembus
batuan cadas di dalam tanah, saat ini kedalaman sudah mencapai 21 meter”
jelasnya, Kamis (7/2).
Selagi menunggu kedatangan mata bor bergerigi, tim Global
Wakaf melanjutkan pembangunan menara untuk meletakan tangki air. Selain itu,
pengerjaan tempat wudu juga dilakukan agar setelah mata bor datang,
perlengkapan lain sudah selesai dikerjakan. “Tim di sini membangun tiang untuk
tangki air, tempat wudu serta mesin pompa air,” tambah Romi.
Perlu diketahui, Kecamatan Bayan merupakan salah satu lokasi
terparah yang terdampak gempa. Salah satu pusat gempa dari rentetan gempa
Lombok tahun 2018 silam, salah satunya berada di kecamatan yang tak jauh dari
kaki Gunung Rinjani ini. Meski berada tak jauh dari kaki gunung, sebagian desa
masih kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Sejak masa tanggap darurat lalu, salah satu bantuan yang
paling mendesak untuk warga Bayan ialah air bersih. Aliran air ke desa-desa di
Bayan banyak yang tertutup longsoran tanah. Wilayah yang berbukit, serta gempa
dengan getaran cukup besar membuat banyak longsor terjadi di sana.
Penulis: Eko Ramdani (Bagian ACT)