Pencurian
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tiap-tiap
fakultas rentan terjadi. Kurangnya kewaspadaan mahasiswa serta keamanan
tambahan dari fakultas berupa Closed
Circuit Television (CCTV), juga menjadi alasan sering terjadinya pencurian
di kawasan UIN Jakarta. Terindikasi, pelaku pencurian bukanlah dari kalangan
mahasiswa UIN Jakarta, tetapi dari masyarakat luar
Belum
lama, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Muhammad Zulhermansyah,
menjadi sasaran pencuri laptop. Pada Rabu (8/5), laptop milik Zul dicuri saat
ia sedang melaksanakan salat zuhur di musala lantai 5 gedung FITK. Ia meletakan
tasnya yang berisi laptop di bagian belakang.
Zul baru
menyadari laptopnya dicuri setelah selesai salat. Kemudian ia langsung melaporkan
kepada petugas keamanan gedung FITK. Petugas keamanan pun langsung berkoordinasi
dengan keamanan pusat untuk melacak pelaku. Menurut satpam FITK, Safrudin,
tindakan pertama setelah adanya laporan pencurian yaitu, mengajak korban untuk
melihat ruang CCTV. “ Ya, kami (satpam) langsung mengajak mahasiswa ke ruang CCTV,
dan melaporkan kejadian ke pihak keamanan pusat.” Ujar Safrudin, Kamis (16/5).
Menanggapi
perihal pencurian laptop Dekan FITK, Sururin, meminta mahasiswanya untuk lebih waspada
agar kejadian serupa tidak terulang. Menurut Sururin, FITK telah memasang CCTV di
semua sudut, terutama musala. Untuk koordinasi dengan pihak keamanan, fakultas akan
meminta petugas keamanan untuk lebih sering melakukan kontroling. “Sebagai mahasiswa
lebih waspada, dan untuk satpam kami minta sering-sering melakukan kontroling.”
Ucap Sururin, Senin (20/5).
Pencurian
laptop pada FITK, bukan yang pertama kali terjadi di UIN Jakarta. Sebelumnya, di
FITK pencurian laptop pernah terjadi pada Rabu (19/2/2018) di musala laki-laki
lantai 2. Tidak hanya di FITK, pencurian di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
pun pernah terjadi. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan 2018, Kalingga, pada semester satu
di minggu pertama perkuliahan kehilangan laptop saat sedang salat zuhur di
musala perpustakaan FAH.
Menurut Kepala
Bagian (Kabag) Tata Usaha FAH, Feni Arifiani, saat itu pihak FAH telah
mengadakan sosialisasi untuk maba melalui panitia Pengenalan Budaya Akademik
dan Kemahasiswaan (PBAK). FAH juga telah memiliki himbauan tertulis bagi
mahasiswa agar menjaga barang bawaannya, terutama di musala. Namun, untuk CCTV di
musala belum tersedia. “Untuk CCTV di FAH memang belum terpasang” Ujar Feni,
Jumat (17/5).
Selain
pencurian laptop pada dua fakultas tersebut, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK), Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Muhammad Gustomi
Sutioso, kehilangan laptop di musala lantai 5 Gedung FDIK dan Fakultas Ushuludin
(FU) pada Senin (15/4) saat sedang salat zuhur. Berbeda dengan dua kasus
tersebut, pihak FDIK tidak menanggapi laporan atas pencurian yang terjadi. Saat
ia melapor, pihak FDIK mengalihkan hal tersebut ke pihak FU dengan dalih kehilangan
terjadi pada wilayah FU.
Kemudian
saat Gustomi melapor pada pihak FU, mereka menolak menerima laporan dan
mengalihkan laporan lagi ke pihak FDIK. Hal tersebut membuat Gustomi berhenti
mengusut kasus pencurian karena fakultas kurang menanggapi laporan, dan hanya
menerima tanpa ada penyelidikan lanjutan.
Menanggapi
hal tersebut Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FDIK, Cecep Sastrawijaya, menjelaskan bahwa
kehilangan laptop merupakan tanggung jawab yang bersangkutan untuk menjaga
barang masing-masing. Pencurian tersebut tidak terekam oleh CCTV, karena tidak
tersedianya CCTV pada Gedung FDIK dan FU. Hal tersebut dikarenakan adanya
keterbatasan biaya. “CCTV kita masih terbatas. Tidak bisa juga semua lantai,
semua titik ada CCTV karena adanya keterbatasan anggaran.” Ungkap Cecep, Kamis (16/5).
FK