Tak
hanya menyajikan pemandangan alam nan menawan, Lembah Ngingrong turut membenahi
perekonomian warga lewat pasar digital.
Terletak di tepi jalan,
Lembah Ngingrong sering kali dijadikan tempat bersinggah para wisatawan yang hendak
menuju pesisir. Menjadi tempat persinggahan, nama Lembah Ngingrong kian dikenal
wisatawan dari maupun luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak hanya itu, Lembah
berkedalaman 80 meter inilah salah satu ikon wisata andalan jalan raya Mulo – Tepus, Wonosari, Yogyakarta.
Dibuka sebagai tempat
wisata pada 2012 oleh pemerintah dan masyarakat Mulo –yang selanjutnya dikelola
oleh Desa Wisata Mulo. Lembah ngingrong ini termasuk salah satu dari 16 geosite
Gunungsewu Geopark Network yang berada di Gunungkidul. Dengan luas sekitar 10
hektar dan kedalaman 80 meter, Lembah Ngingrong ini menyajikan pemandangan alam
berupa lembah bebatuan yang membentang. Pengunjung juga dapat menikmati
panorama goa di dasar lembah Ngingrong dari ketinggian.
Untuk memulai perjalanan
menuju Lembah Ngingrong, pengunjung lebih baik menikmati perjalanan saat pagi
atau sore hari, agar dapat merasakan angin sejuk berhembus dan cuaca tidak
terlalu panas. Perjalanan ke Lembah Ngingrong akan sangat mudah dijangkau jika
ditempuh dari Kota Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Pengunjung hanya harus melakukan perjalanan sekitar tiga
kilometer menggunakan kendaraan bermotor maupun mobil menuju Pantai Selatan via
jalan Baron, maka pengunjung pasti akan dengan mudah menemukan Lembah indah nan
memukau.
Pada tahun 2015, Lembah
Ngingrong ini mulai dikenal oleh wisatawan. Tak sedikit dari mereka yang
singgah sekadar untuk melepas penat perjalanan dan menikmati panorama lembah.
Pemerintah setempat juga mulai membuka wahana Flying Fox bagi pengunjung yang
ingin menikmati pemandangan lembah dengan cara yang beda. Adapula wisata susur
Goa yang dipandu oleh professional.
Untuk menikmati
pemandangan lembah, pengunjung tak dikenakan biaya apapun. sedangkan bagi yang
ingin menguji nyali bermain Flying Fox dikenakan biaya 45 ribu saja. Pengunjung
dapat berfoto dengan berbagai gaya di tempat-tempat yang telah dibangun dan
dihias khusus untuk berfoto, juga aman karena di sepanjang lembah ini terdapat
pagar pelindung.
Sadar akan potensi
wisatawan yang besar, pemerintah Desa Mulo bekerjasama dengan Dinas Pariwisata
Gunungkidul membuka wisata pasar digital yang bertujuan untuk meningkatkan
perekonimian warga sekitar. Pasar ini menjajakan aneka makanan tradisional khas
Yogyakarta. Ada lebih dari 35 pedagang yang menjajakan makanan khas yang
berbeda turut meramaikan pasar digital ini.
Nuansa pedesaan sangat
terasa jika memasuki pasar digital ini. Dekorasinya yang sedemikian rupa
membuat pengujung betah berlama-lama berbelanja di pasar digital ini. Pintu
masuk pasar menggunakan dekorasi bambu dengan banyak caping yang terikat di atasnya.
Setiap stan makanan di pasar digital ini juga dibedakan menggunakan tampah
bambu yang bertuliskan jenis makanan yang dijual. Penjual di pasar digital ini
juga rata-rata menggunakan kendi tanah liat sebagai tempat dagangannya.
Uniknya, alat pembayaran
pasar ini menggunakan koin kayu yang bertuliskan angka senilai harganya. Misal
angka 5 yang menunjukkan koin itu senilai lima ribu rupiah, di baliknya
terdapat tulisan wonderful Indonesia.
Pengunjung bisa mendapat koin kayu tersebut dengan menukarkan uang di stan
penjaga yang terdapat di pintu masuk pasar. Jadi, uang rupiah tak berlaku di
pasar digital ini.
Pembeli yang datang tak
hanya dari warga sekitar, namun juga dari luar kota yang bahkan sengaja hanya
untuk melihat keunikan dari pasar digital ini. Ditambah pasar ini kian menarik
minat pengunjung karena mengikuti perkembangan zaman, makanan tradisional yang
dijual juga kian beragam dimodifikasi oleh sang penjual, jadi pasar digital ini
memberi kesan tradisional yang modern bagi para pengunjung.
Jika pengunjung datang
terlalu siang, maka dipastikan tidak mendapat apa-apa dari pasar digital ini,
karena dagangannya sudah habis. Namun pengunjung tak usah kecewa, karena
disebrang jalan, terdapat penjaja makanan dan minuman tradisional pula, bahkan
menikmatinya bisa di dalam gazebo yang mengarah langsung ke Lembah Ngingrong.
Ayu Naina Fatikha