Pameran Seni Lukis Pensil Monokrom karya Toni Hariyanto
menjadi salah satu pameran tunggal yang diselenggarakan di BBJ. Selain karyanya
yang mendapat banyak penghargaan, Ia juga dikenal dengan Dewa Pensil.
Ruangan
yang sederhana memberi kesan tersendiri bagi para pengunjung. Pertama kali memasuki
ruangan, pengunjung disuguhkan dengan uraian pameran yang ditulis oleh Kepala Pengelola
Bentara Budaya Jakarta Ika W. Burhan. Kemudian, di sebelah kanan dari pintu masuk
ada lukisan VW kodok, Vespa, Bajaj, Kereta Api, VW Goil, dan lukisan dengan judul
give me please yang pernah mendapat penghargaan
Daily Deviation Award (DD Award) untuk kategori tradisional art.
Ada
salah satu lukisan yang menarik perhatian pengunjung dan paling banyak mendapatkan penghargaan internasional yaitu Give Me Please. Give me please merupakan potret gambar seorang pengemis yang lumpuh
sedang meminta uang kepada pengendara mobil. Gambar ini sangat detail, fisik pengemis
yang berjalan menggunakan tongkat dan satu kakinya sedang menerima uang yang diberikan sang
pengendara mobil.
Tak hanya itu, gambar trotoar dan zebra crossing yang sangat jelas membuat pengunjung terbius dan tak
sadar bahwa itu benar-benar karya tangan. Seperti yang diungkapkan Mahasiswa Al-Azhar Melvia Assyfa, “Karya
Toni Haryanto berbeda dari karya-karya pada umumnya,” ujarnya, Sabtu (9/3).
Bergeser
ke sebelah kiri, pengunjung akan melihat lukisan-lukisan binatang, mulai dari lukisan
kucing yang ada di atas pohon, Hyena,
tupai, bahkan lukisan yang menggambarkan seekor tikus yang sedang berbagi
makanan bersama empat ekor burung. Bergeser lagi ke sebelah kiri pengunjung akan
melihat lukisan hewan buas, seperti macan dan singa.
Lanjut
ke sebelah kiri menuju pintu keluar, tampak lukisan Moto GP. Selain itu terdapat
lukisan Valentino Rossi, di bawahnya lukisan Marc Marquez, dua gambar di samping
kirinya ada lukisan Jorge Lorenzo, dan Maverick Vinales. Tak diragukan lagi keahlian
Toni Hariyanto dalam melukis menggunakan pensil terlihat jelas, seperti yang
terlihat dari keempat lukisan tersebut. Gambar terkecil pun yang ada di motor
digambarnya dengan sangat jelas dan detail, begitu juga keadaan sirkuit balapan.
Menurut Seniman Toni
Hariyanto, menggambar realis itu adalah hal yang
paling mendasar
dan mudah. “Menggambar sama dengan melihat, harus detail dan sesuai fakta,”
tegasnya, Sabtu
(9/3).
Pameran
Tunggal Lukisan Pensil yang bertajuk “Monokrom” ini diselenggarakan mulai
tanggal 01Maret - 11 Maret 2019 di Bentara Budaya Jakarta. Tak hanya pameran yang diadakan pada 09
Maret, Toni juga mengadakan workshop melukis anatomi yang dipinpin langsung olehnya.
Alasan
BBJ memilih karya Toni Hariyanto bukan tanpa alasan, setelah melalui seleksi
oleh para kurator BBJ, karya beliau salah satunya yang terpilih. Seperti yang
disampaikan oleh Program Officer BBJ Ni Made Purnama Sari saat ditemui “Karena
Kami melihat karya-karya pak Toni menampilkan gambar yang detail dan penggunaan
tekhnik yang mempuni,” Ujarnya Sabtu (9/3).
Pameran merupakan salah satu agenda rutin yang
diseleggarakan Bentara Budaya Jakarta (BBJ) sebulan sekali atau dua minggu sekali. Pamerannya beragam tidak hanya pameran lukisan,
tapi ada juga kriya, tiga dimensi, foto, dan pameran seni gambar pensil seperti karya Toni
Hariyanto. Karyanya terpilih sebagai pameran tunggal di BBJ.
Ia
merupakan seniman lukis pensil kelahiran madiun 1957, dia juga seorang dosen di
beberapa perguruan tinggi di Jakarta, antara lain, Perguruan Negeri Jakarta
(PNJ), Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, SSR Jakarta, dan Toniart
Drawing Academy. Sebagai seorang seniman, Toni Hariyanto termasuk seniman
bergaya realis.