Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan acara Paguyuban Camperience 1.0 pada 28 Februari sampai 2 Maret
lalu. Dihadiri para Beswan KSE UIN Jakarta dan alumni, acara ini diselenggarakan di Villa
AJ Garden, Sawangan Depok. Melalui agenda
tiga hari, para beswan dilatih untuk menjadi pribadi yang agamis dan
nasionalis.
Mengusung tema “Menjadikan Pribadi yang Berkarakter dan Menginspirasi,”
KSE UIN Jakarta terus berusaha memperbaiki kualitas para beswan. Persepsi
masyarakat luas terhadap KSE UIN Jakarta sangatlah penting.
Dengan diadakannya camp
ini, diharapkan para beswan mampu mempersiapkan diri sebelum menjalani camp yang
sebenarnya. Hal ini dilakukan agar para beswan memiliki modal awal saat membawa nama baik KSE UIN Jakarta di camp tingkat nasional nanti.
Selain memberikan beasiswa bulanan
dengan nominal 600 ribu per bulannya, Yayasan KSE juga memberikan pelatihan
soft skill kepada para beswan. “Biasanya pelatihan berbentuk camp tingkat
nasional dengan seleksi yang diadakan oleh yayasan,” ungkap Ketua Paguyuban KSE
UIN Jakarta Ginanjar Ramadhan, Sabtu (2/3).
Dalam kesempatan itu, hadir
pula Penerima Beasiswa Angkatan 2 KSE UIN Jakarta Syarifah Zahrina Firda. Ia
mengatakan, tokoh-tokoh yang agamis, pastilah nasionalis. Hal itu didasarkan
pada rasa cintanya terhadap tanah air. “Terbukti banyak sekali pahlawan
Indonesia yang memiliki latar belakang kiai,” terangnya, Jumat (1/3).
Lebih lanjut, wanita berkacamata ini mengatakan, pancasila harus disinergikan dengan konteks saat ini. jiwa muda
yang mampu membela bangsa dan cinta tanah air harus segera ditumbuhkan. Saat
ini banyak sekali kasus-kasus hate
speech, bahkan menjurus kepada ideologi lain diluar Pancasila. Firda
memandang, permasalahan ini harus segera dituntaskan dengan memupuk kembali
rasa cinta terhadap Pancasila di era millenial.
Dalam sesi itu, Firda
memberikan brainstorming pada Peserta
Paguyuban Camperience 1.0 dengan memberikan sebuah studi kasus. Satu demi satu
masalah harus dipecahkan oleh para peserta camp. Berbagai solusi pun diajukan.
Satu kata yang paling berkesan. “Satu aksi nyata jauh lebih berharga dari
seribu kata,” tutupnya sembari mengucapkan salam.
Siti Heni Rohamna