Sejak
lama dongeng menjadi media hibur anak. Sajian ceritanya dapat menjadi
pembangkit pola pikir. Gambar, karakter dan cerita menjadi daya tarik
tersendiri bagi anak-anak.
Bagi
kalangan mapan, mungkin menjadi hal yang mudah membeli beragam buku cerita.
Mulai dari yang kisah nyata, cerita rakyat hingga fiksi. Akan tetapi hal
berbeda dirasa bagi mereka kalangan bawah. Jangankan buku dongeng, untuk jajan
anak sekalipun dirasa akan sulit terpenuhi. Hal itulah yang membangkitkan
Emmanuella Mila mendirikan komunitasnya.
Berangkat dari kecintaannya
terhadap dongeng anak, wanita yang akrab
disapa Mila mendirikan Komunitas
Rumah Dongeng Pelangi (RDP). Awalnya, cerita
dongeng Mila tuturkan untuk anaknya yang masih belia, bahkan sejak masih dalam
kandungan. Hasil mulai dituai, kelancaran bicara anaknya lebih cepat, senang
membaca buku hingga interaksi sosial yang baik.
Sejak
itu Mila berpikir untuk berbagi cerita dongeng ke orang lain, khususnnya ke
anak-anak. Rutinitas yang ia lakoni mendapat
respons positif dari banyak
pihak. Kerabat Mila pun ingin bergabung, turut
mengedukasi anak-anak melalui kisah dongeng.
Resmi
didirikan pada tahun 2010, komunitas
ini memiliki berbagai program. Dongeng Charity salah satunya. Program ini mengunjungi panti
asuhan, sekolah, anak berkebutuhan
khusus hingga anak jalanan setiap satu bulan sekali untuk menuturkan cerita dalam
buku dongeng. Sederhana
tujuannya, ingin berbagi ceria lewat cerita. Tak hanya cerita, RDP pun berbagi
makanan bagi mereka yang membutuhkan.
Selain
Dongeng Charity, ada juga Panggung Boneka Bagi 1000 Anak Indonesia. RDP mengunjungi tempat pendidikan anak usia dini
yang siswanya mayoritas tidak mampu. Melalui
cara ini, RDP menawarkan solusi baru, yaitu belajar lewat mendongeng.
Ada
juga Satu Kakak Satu Adek. Program ini diijalankan dua kali dalam setahun
dengan mengajak anak-anak panti asuhan berkreasi. Satu diantara yang khas dari
program ini, relawan akan menemani anak-anak selama satu hari penuh. Bukan hanya bermain, nonton bioskop bersama
juga dilakukan sebagai sarana edukasi.
Selain
aksi langsung ke anak-anak, Mila juga sering mengisi lokakarya berkaitan dengan
mendongeng. Di September ini misalnya, workshop
bakal digelar di Bekasi. “Pernah juga beberapa kali
diundang mendongeng di luar kota,” ucap Mila,
Kamis (13/9).
Menjelang
hari besar agama, seperti Ramadhan atau hari natal, RDP mengadakan program
Ramadhan dan Christmast Bucket List. Melalui program ini, anak-anak disuruh
menulis daftar keinginan mereka. Selanjutnya, RDP mempublikasikan lewat media
sosial. “Masyarakat boleh mengirimkan hadiah ke
tempat kita, nanti kita tentukan kapan hadiah akan diberikan kepada anak-anak,”
ungkap Mila.
Sampai hari ini, tak kurang 600 relawan
tergabung di RDP. Sosial media digunakan untuk menjaring mereka yang ingin
bergabung dan peduli kepada sesama. Cukup dengan mengirim biodata singkat dan
hadir di wawancara, mereka sudah bisa bergabung. Dalam merekrut anggota, komunitas ini juga berafiliasi dengan situs Indorelawan.org.
Mila yang juga aktif
menulis skenario di berbagai stasiun TV ini
mengharapkan agar dongeng tidak hanya sebagai sarana hiburan. Namun lebih dari
itu, edukasi bagi anak-anak juga akan terbangun lewat kebiasaan bertutur ini.
“Dongeng sangat universal, dan bisa diterima oleh seluruh elemen, utamanya
anak-anak,” ungkap perempuan
jebolan Institut Kesenian
Jakarta ini.
Siti Heni Rohamna