PALU - Untuk ketiga kalinya, Kapal Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali merapat di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu. Kali ini, Kapal Kemanusiaan kembali menggunakan pelayaran KMP Drajat Paciran dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Sabtu (27/10) petang, kapal melepas sauhnya dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dua hari dua malam
perjalanan laut melintasi Selat Makassar, Kapal Kemanusiaan tiba di Kota Palu
Senin (29/10) setelah azan Magrib. Bongkar muat kapal langsung dilakukan malam
itu juga, dikebut hingga tengah malam untuk dipindahkan ke gudang logistik ACT
tak jauh dari pelabuhan. Total bantuan logistik yang diangkut berjumlah 200
ton.
Sabtu (27/10) saat
pelepasan kapal dari Tanjung Perak, Ponco Sri Aryanto selaku Kepala Cabang ACT
Jawa Timur mengatakan, bantuan logistik yang dibawa oleh kapal kemanusiaan kali
ini tidak hanya dari masyarakat Jawa Timur saja, melainkan juga dari Jawa
Tengah dan Yogyakarta. Bantuan juga berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur.
“Bantuan logistik yang
bertolak dari Surabaya ini rata-rata merupakan kebutuhan paling mendesak bagi
pengungsi gempa, likuefaksi, dan tsunami di tenda-tenda. Bantuan berupa
makanan, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, peralatan bayi, dan lain lain,” jelas
Ponco.
Tidak hanya memuat
logistik ratusan ton, KMP Drajat Paciran juga mengangkut muatan kendaraan
penyelamatan milik BPBD Jatim, juga relawan kemanusiaan dari Masyarakat Relawan
Indonesia (MRI) Jatim.
Direktur ACT Sri Eddy
Kuncoro menjelaskan, seluruh bantuan logistik yang tiba melalui jalur laut
maupun darat, akan segera didistribusikan ke puluhan posko ACT di Kota Palu,
juga di Kabupaten Siigi, Donggala, dan Parigi Moutong. Hingga Senin (29/10),
sudah dibentuk 101 posko ACT di seluruh Sulteng.
“Bantuan logistik
termasuk dari beberapa Kapal Kemanusiaan yang tiba di Pantoloan, langsung kami
distribusikan. Sudah ada 1 posko induk ACT, 15 posko wilayah, 21 posko unit, 54
posko dapur umum, 1 posko medis, 1 posko food truck, 3 posko logistik, 4 posko
Integrated Community Shelter, dan 1 posko ACT Humanity Store,” jelas pria yang
akrab disapa Ikun ini.
Dalam beberapa hari ke
depan, Ikun mengatakan bakal ada lagi Kapal Kemanusiaan keempat yang merapat di
Pantoloan. “Kapal Kemanusiaan berikutnya datang dari Pelabuhan Belawan Medan.
Kapal Kemanusiaan keempat ini diangkut menggunakan kapal kargo kontainer.
Jumlahnya sekitar 500 ton,” ujar Ikun.
Bantuan juga datang dari
Wilmar
Masih di hari yang sama, Senin (29/10) pagi, juga merapat bantuan kemanusiaan yang dipasok dari PT Wilmar Nabati Indonesia untuk ACT. Dikapalkan melalui Kapal Meratus Minahasa, bantuan logistik dari Wilmar diangkut dalam sembilan kontainer.
Erik Tjia, Director of
Project and Technical PT Wilmar menjelaskan, seluruh bantuan logistik yang
dititipkan lewat ACT merupakan barang produksi Wilmar.
Bantuan dari perusahaan
minyak sawit terkemuka yang berpusat di Singapura itu meliputi beras 100 ton,
minyak goreng 34,4 ton dan tepung 47 ton. "Beras yang kami berikan berkualitas
premium yang dikemas dalam kemasan 5 kilogram, minyak goreng 1 liter dan tepung
1 kilogram," papar Erik Tjia.
Shulhan Syamsur Rijal
Shulhan Syamsur Rijal