Masyarakat
Indonesia banyak yang belum memahami nuklir. Apalagi nuklir dalam stigma masyarakat adalah sebuah ancaman bagi
lingkungan. Namun, permasalahan itu disebabkan dari ketidaktahuan dalam
mempelajari Ilmu Nuklir. Sehingga membuat masyarakat segan untuk
mempelajarinya. Sedangkan bagi masyarakat yang telah mengetahui Ilmu Nuklir,
memberikan anggapan yang baik dalam mempelajarinya.
Beranjak
dari keadaan tersebut, Komunitas Muda Nuklir Nasional (KOMMUN) terbentuk pada 11
Februari 2013. Pertama kali terbentuk Komunitas tersebut tak lain dari
mahasiswa penerima beasiswa Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang berasal
dari Universitas Indonesia (UI),
Universitas Gajah Mada (UGM), Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN), dan
Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kemudian,
terbentuklah Ketua Umum KOMMUN yang pertama adalah Akhmad Aji Wijayanto yang
merupakan mahasiswa Teknik Nuklir UGM. Pemilihan Ketua Umum pertama ini
dilakukan dengan cara voting di ruang Kantor Pusat Fakultas Teknik (KPFT). Sehingga,
KOMMUN itu memiliki pusat di wilayah Yogyakarta.
Tak
lama kemudian, pada awal kepengurusan Ketua Umum Ketiga, Ganjar Putro Indratoro
mengadakan musyawarah nasional. sehingga terjadilah perombakan AD/ART, salah
satunya struktural Komunitas.
Setelah
adanya AD/ART, KOMMUN pusat itu pun diubah menjadi Badan Pengurus Harian (BPH).
KOMMUN yang terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Sekretaris I dan II,
Kepala Biro PSDM, Kepala Departemen Kajian Ilmiah, Kepala Departemen
Multimedia, Kepala Departemen Humas dan Kordinator Wilayah (korwil).
Pada
periode Kepemimpinan Ganjar Putro Indratoro, komunitas ini pun tersebar di 10
wilayah yaitu Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Malang, Tangerang Selatan,
Semarang, Palembang, Bogor, Solo dan Kalimantan Timur. Kemudian pada tahun 2017
dalam Annual Meeting (AM), diresmikanlah KOMMUN wilayah baru yaitu
Surabaya.
Salah
satu Sekretaris Jenderal (Sekjen) KOMMUN yaitu Muhammad Imam Ammarullah
mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sriwijaya mengutarakan, tujuan awal
didirikannya komunitas ini berawal untuk mengembangkan diri dan mengetahui
proses nuklir yang tepat dalam menggunakannya.” Komunitas ini menjadikan wadah
untuk sosialisasi IPTEK nuklir di Indonesia,” ujarnya, Kamis (9/8).
Komunitas
Muda Nuklir Nasional (KOMMUN) merupakan komunitas yang memiliki kerangka kerja
mewadahi aspirasi para pemuda yang peduli dalam memanfaatkan IPTEK nuklir
berskala nasional. Komunitas Muda Nuklir Nasional (KOMMUN) ini terdiri dari 620
anggota yang tersebar di 11 wilayah.
Menurut Ketua Umum KOMMUN, Indira Puspadewanty mahasiswa Kimia
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan komunitas
ini mempunyai kegiatan diskusi mengupas tentang nuklir dari segala sisi,
bincang-bincang nuklir (BBN), dan program kerja. “program ini dilakukan di setiap
wilayah,” ungkapnya, Kamis (9/8).
Ia
pun menambahkan, banyak aplikasi nuklir dalam kehidupan Seperti dalam bidang
pangan banyak produk-produk hasil iradiasi bahan pangan dan dalam bidang
kedokteran nuklir dapat digunakan sebagai obat kanker. “Nuklir tidak hanya
memiliki sisi negatif, melainkan memiliki sisi positif,” ujarnya.
Menurut
salah satu Anggota KOMMUN, Muhammad Ali Akbar mahasiswa Teknik Kimia Universitas
Pamulang mengatakan bahwa KOMMUN memberikan manfaat kepada masyarakat untuk
mengetahui ilmu tentang teknologi dan sejarah teknologi berkaitan dengan
nuklir. “Saya merasakan manfaat setelah mengikuti komunitas ini, saya mendapat
ilmu tentang teknologi dan keluarga baru,” Ujarnya pada Senin (13/8).
Ketua
Umum KOMMUN, Indira Puspadewanty mengutarakan komunitas ini antusias menyebarkan
manfaat bagi masyarakat, menyebarluaskan informasi mengenai nuklir dan membuka
wawasan dalam menguasai nuklir. “Semoga memberikan manfaat bagi masyarakat,”
tuturnya, Kamis (9/8).
ITH