Revolusi
industri kian besar pengaruhnya bagi kehidupan sosial ekonomi. Dampak ini tak
hanya dirasakan oleh Indonesia. Namun juga dunia Internasional. Berkaca dari
pergeseran model-model bisnis baru yang mengakibatkan pekerjaan ringan mulai
ditinggalkan. Tak lain, hal ini karena teknologi yang semakin maju. Kejadian
tersebut juga memiliki korelasi yang kuat dengan era disrupsi peradaban manusia
saat ini.
Menanggapi
kejadian itu, Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan acara Iron. Mengusung
tema “Facing The 4th Industrial Revolution With The Breakthrough Of Youth,”acara
ini diadakan di Aula Madya Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip).
Tema ini diusung karena revolusi industri ke 4 yang terjadi pada masa sekarang
ini dinilai sangat berpengaruh secara global terhadap kehidupan sehari-hari.
Iron
diadakan sejak tahun 2015 sebagai acara rutin tahunan HIMAHI. Ajang kompetisi debat
dan pidato bergengsi ini diadakan dalam
skala nasional. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
kompetisi ini. Iron kali ini dilangsungkan selama tiga hari, pada Jumat 14
September, Senin 17 September, dan terakhir Selasa 18 September 2018.
Rangkaian
kegiatan dimulai sejak Hari Jumat (14/9) diisi dengan technical meeting
english debate dan technical meeting speech. Kemudian pada Senin
(17/9) opening ceremony bertempat di Aula Madya. Mengingat lomba debat
yang memerlukan waktu lama, kedua kompetisi ini yaitu debat dan pidato dilaksanakan
pada dua tempat terpisah. “Kompetisi pidato dipusatkan di Aula Madya, sedangkan
debat di Auditorium,” ungkap Koordinator acara Iron, Meisha Marsella Efendi.
Pada
hari terakhir, Selasa (18/9) masing-masing ajang kompetisi debat dan pidato akan
memasuki babak final. Debat sendiri terdiri atas tiga babak yaitu pre semi
final round, semi final round dan final round. Untuk pidato
hanya final round. Setelah semua babak dilangsungkan, pengumuman pun
segera diumumkan oleh panitia menjelang Closing Ceremony.
Ketua
Pelaksana Muhammad Ridho Sucipto mengatakan, tujuan diadakannya kompetisi ini
guna menambah daya tarik generasi muda mengikuti kompetisi debat dan pidato di
kancah nasional. Dalam konteks ini, pemuda Indonesia perlu berpikir kritis agar
siap berkompetisi. “Tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,” ucapnya
saat ditemui di Aula Madya.
Ridho
berharap dengan diselenggarakannya acara ini para generasi muda Indonesia sadar
dan melek akan revolusi industri keempat ini yang berpengaruh besar bagi negara
Indonesia. Ia juga berharap agar para pemuda mempersiapkan lebih matang
jiwa-jiwa unggul untuk menghadapi revolusi keempat ini. “Semoga ke depannya
lebih banyak lagi peserta yang mengikuti lomba ini,” tambahnya (17/9).
ITH