Saat ini Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta sedang dalam proses World Class University. Akan
tetapi, terdapat beberapa fasilitas yang belum terpenuhi bagi mahasiswa
penyandang disabilitas. Terlebih, awal September 2018 nanti UIN Jakarta akan
kehadiran mahasiswa yang akan baru melaksanakan perkuliahan.
Beberapa fasilitas khusus disabilitas yang belum
terpenuhi ada di Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) dan Fakultas Psikologi (FPsi).
FDI dan FPsi sampai saat ini belum memiliki lift maupun tangga khusus. Walaupun
pada umumnya semua fakultas di UIN Jakarta belum memiliki tangga khusus, namun
memiliki fasilitas lift.
Salah satu mahasiswa penyandang disabilitas
ialah Reza Wahyudi. Mahasiswa semester dua ini merasa kesulitan saat
beraktivitas dalam menaiki dan menuruni tangga ketika sedang berkuliah di FDI.
Ia harus berjuang naik dan turun tangga dengan tongkatnya. “Dulu kaki saya
sampai keram,” keluh anak kedua dari tiga bersaudara ini, Rabu (23/5).
Menurut Reza, pengadaan fasilitas seperti lift
atau paling tidak tangga khusus untuk akses para disabilitas itu adalah sebuah
keharusan. “Harusnya dibangun untuk mempermudah akses naik turunnya,” gagas alumni
Pondok Pesantren Daarul Mughni Bogor ini.
Lebih lanjut Reza menuturkan, tidak menutup
kemungkinan pada tahun yang akan datang ada mahasiswa lain yang seperti dirinya.
Karena itu, ia berharap kepada pihak UIN untuk menyediakan segala fasilitas
yang memudahkan bagi mahasiswanya.
Menanggapi hal demikian, Kepala Bagian Umum
UIN Jakarta Encep Dimyati mengatakan, untuk pengadaan lift di FDI dan FPsi tidak
memungkinkan. Hanya bangunan yang terdiri dari minimal 5 lantai yang bisa dibangun
lift. “Kalau di bawah 5 lantai, tidak bisa pakai lift,” ujar Encep saat ditemui
di ruangannya, Kamis (24/5).
Ia
menambahkan, pengadaan lift di FDI dan FPsi tidak memungkinkan. Solusi yang ditawarkannya
untuk disabilitas adalah pengadaan tangga khusus saja. Namun, ia mengeluhkan
anggaran yang dipotong pemerintah setiap tahunnya akan menghambat pengadaan
fasilitas seperti hal-hal demikian. “Anggaran untuk pemeliharaan kampus saja
kurang,” ungkapnya.
Kepala
Sub Bagian Rumah Tangga Abdul Halim Mahmudi menambahkan, untuk mengatasi
keluhan mahasiswa seperti Reza adalah dengan menyediakan kelas khusus disabilitas
di lantai bawah. “Kelas-kelasnya di bawah, untuk yang disabilitas. Bisa saja
diadakan lift, tapi biayanya akan sangat besar dan tergantung kebijakan
fakultas masing-masing,” ujarnya, Kamis (24/5).