Sebagai upaya regenerasi pengurus dan
menjalankan program kerja ISMKMI wilayah II melakukan muskerwil. UIN Jakarta
menjadi tuan rumah penyelenggaraan Muskerwil tahun ini.
Ikatan Senat Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) wilayah II mengadakan Musyawarah Kerja
Wilayah (Muskerwil). Kali ini, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah
Jakarta menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. ISMKMI wilayah II bekerja
sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (HMPS Kesmas)
UIN Jakarta.
ISMKMI wilayah II terdiri
dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan. Untuk pesertanya
sendiri diikuti pelbagai mahasiswa Kesmas di wilayah II. Muskerwil ini diiringi
lima rangkaian acara yaitu seminar nasional, workshop siaga bencana,
ITOPH (intermediate training of public health). Adapun acara intinya yaitu
Muskerwil II dan terakhir city tour.
Seminar nasional telah
berlangsung Kamis, (26/04) sekaligus pembuka rangkaian acara Muskerwil II. Seminar
yang bertajuk “Optimalisasikan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) Sebagai Upaya Menuju Tercapainya SDGs 2030” diisi oleh para
pakar dari sudut pandang yang berbeda. Menurut wakil ketua pelaksana Nadiva
Dzikriyati, alasan mengangkat tema seminar ini sebagai bentuk sosialisasi
program pemerintah. “Kita membantu pemerintah juga, karena banyak poin PIS-PK
ini sebenarnya (masuk) di ranah Kesmas”. Tuturnya Kamis, (26/04).
Acara kedua dilanjutkan workshop
dengan tema “Pengoptimalan Peran Kesehatan Masyarakat Guna Meminimalisir
Dampak yang Berkelanjutan Pasca-bencana”. Diawali pemaparan tentang potensi
terjadinya bencana alam serta penanggulangannya oleh Kepala seksi mitigasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tangerang Selatan (BPBD Tangsel) Essa
Nugraha dan Tim Reaksi Cepat BPBD Tangsel, Dedi Haryanto.
Mengenai cara
pengoptimalan peran tenaga Kesmas sendiri, disampaikan oleh Dosen Kesmas UIN
Jakarta Dewi Utami Iriani, menurutnya ada tiga hal yang harus dilakukan.
Pertama, pencegahan sebelum terjadinya bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan.
Kedua, manajemen tanggap darurat pada saat terjadinya bencana dengan memberikan
bantuan darurat serta peringatan dini. Ketiga, manajemen pemulihan
pasca-bencana yakni memulihkan kembali keadaan seperti semula.
Salah seorang peserta dari
Universitas Muhammadiyah Jakarta Maylina Prastyawati, mengaku banyak
mendapatkan pembelajaran dari pemateri-pemateri berkompeten dan mendapat
pengetahuan baru yang belum didapat sebelumnya.
Senada dengan Maylina, Monicha Pendi Fitriani mengaku menjadi lebih
paham dengan materi yang disampaikan dan mendapat banyak teman baru. ”Karena
diskusi tadi, saya punya teman baru dari universitas-universitas lain”. Tutur mahasiswi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta itu. Kamis, (26/04).
Menanggapi acara
Muskerwil II, Sekretaris Prodi Kesmas Dewi Utami Iriani, mengapresiasi acara
tersebut. Menurutnya, dengan diadakan acara rutinan seperti ini dapat menyamakan
persepsi mahasiswa tentang Kesmas dan perannya di masyarakat.
Tambahnya, peran Kesmas
di masyarakat lebih menekankan upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan
masyarakat. Bagaimana caranya masyarakat diajak untuk hidup sehat dan
mengadvokasi kebijakan kesehatan.”Mereka harus bisa mengadvokasi pembuat
kebijakan, supaya nanti kebijakan kesehatannya itu berubah misalnya, tentang
asuransi kesehatan.” Imbuhnya Kamis, (26/04) silam.
AR
AR