Pemuda
ialah tonggak penerus suatu bangsa. Untuk itu, di pundak para pemudalah maju
mundurnya suatu bangsa. Melihat hal ini, Association International des
Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) mewadahi para pemuda
untuk mengembangkan potensi kepemimpinan pemuda.
AIESEC
merupakan organisasi internasional untuk para pemuda agar dapat mengembangkan
potensinya. Pengembangan kepemimpinan para pemuda ini bertujuan untuk
menjalankan project social berskala global (Global Volunteer). Lebih
jauh, AIESEC juga berfokus pada pengalaman kepemimpinan hingga ikut partisipasi
di Global Learning Environment.
Global
Volunteer memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjalankan kegiatan
berbasis sosial yang berskala Internasional selama enam hingga delapan minggu.
Kegiatan berbasis sosial dalam berbagai bidang seperti pendidikan, budaya,
lingkungan, kesehatan dan kewirausahaan.
Salah
satu mahasiswi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta juga, peserta Global Volunteer
AIESEC tahun 2018 Nadia Tri Silvi mengatakan kala mengikuti AIESEC di Thailand
Ia mendapatkan banyak pengalaman. Hal itu Ia dapat saat mengajarkan bahasa
Inggris di negeri Gajah Putih tersebut. “Thailand susah untuk berbahasa
Inggris, lantaran tulisan bahasa Thailand tidak menggunakan huruf latin,”
ungkap Nadia, Rabu (4/4).
Tak
hanya mengajar, ia juga mengenalkan budaya dan ciri khas Indonesia kepada
masyarakat Thailand. Ciri khas Indonesia seperti batik, rendang, kripik, dan
beberapa alat musik khas dan eloknya alam Indonesia diperkanalkan, semata-mata
agar dikenal dunia.
Sama
halnya Nadia, mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Syifa Nailufar Rohman menceritakan senang mengikuti Global Volunteer yang
diadakan oleh AIESEC. Menurutnya, AIESEC tidak hanya fokus pada kegiatan
sosial, tapi juga leadership development.
Syifa
menuturkan, lewat kegiatan Global Volunteer AIESEC juga Ia dapat mengetahui
isu-isu global hingga kita peduli pada isu tersebut. Juga dapat mengerti budaya
negara lain, seperti budaya Malaysia air di teko untuk cuci tangan, sedangkan
di Indoensia air di teko untuk diminum. “Aku jadi tahu budaya mereka,”
katanya, Selasa (3/4).
Local
Committee President AIESEC South Tangerang Rohmatulloh Amirotuddin menjelaskan bahwa
AIESEC merupakan salah satu organisasi Internasional yang sudah bekerja sama
dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. AIESEC ini mengirim mahasiswa Indonesia
seperti negara Asia dan Eropa seperti Turki, Thailand dan Malaysia.
Lebih
lanjut, Ami –sapaan akrabnya- untuk bisa mengikuti Global Volunteer ini
mudah. Karena tidak ada persyaratan yang ketat seperti harus mencukupi nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL)
maupun International English Language Testing
System (IELTS). “Cukup mendaftar, kemudian pihak AIESEC menghubungi dan
melakukan wawancara,” tutup Ami, Rabu (3/4).
Nuraini