Mesin
jual otomatis terdapat dibeberapa fakultas UIN Jakarta. Hadirnya mesin ini
diharapkan mempermudah mahasiswa mendapatkan makanan dan minuman.
Pesatnya
perkembangan teknologi menjadi ladang usaha bagi sebagian pengusaha negeri ini.
Bahkan tak ketinggalan lembaga pendidikan pun menjadi sasaran pasar usaha,
misalnya saja di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhir-akhir ini terdapat sebuah mesin jual otomatis di beberapa fakultas di UIN
Jakarta, seperti Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Fakultas Adab
dan Humaniora.
Mesin
canggih ini menjual beberapa jenis minuman dan makanan ringan. Cukup mudah
untuk mengoperasikannya, hanya dengam memasukkan uang sejumlah harga barang
mahasiswa mendapatkan makanan dan minuman yang diinginkan.
Keberadaan
mesin pintar ini pun mendapat respon positif dari beberapa mahasiswa UIN
Jakarta, Intania Maharani Tri Purnomo misalnya. Salah satu mahasiswa Program
Studi Pendidikan Kimia ini mengaku merasa terbantu dengan adanya mesin jual
ini. Menurutnya mahasiswa tak perlu butuh waktu lama untuk sekadar
menghilangkan dahaga.
Tania
bercerita Ia lebih memilih membeli minuman di mesin jual otomatis yang terletak
persis di pintu lobby utama FITK. Meskipun harga yang tertera di mesin jual
otomatis berbeda dengan harga jual di
pasar. “Karena seperti mesin jual otomatis yang ada di luar negeri. Mungkin
itu alasan harganya lebih tinggi,”
ujarnya, Jumat (9/3).
Hal
serupa juga dirasakan Zahra Amelia yang juga mahasiswi FITK. Setelah selesai
dari mata kuliah Kapita Selekta Matematika, Zahra memilih membeli sebuah
minuman melalui mesin jual otomatis tersebut. Ia menilai jarak yang lebih dekat
menjadi pertimbangannya untuk ikut menikmati keberadaan mesin canggih tersebut.
“Cukup jauh kalau harus ke penjual makanan” ujarnya, saat ditemui di samping
gedung rektorat, Jumat (9/3).
Menurut
Zahra, harga yang tertera di mesin jual otomatis masih terjangkau. Sehingga
Zahra membeli sebuah minuman dengan harga Rp5000. Tak hanya itu, yang membuat
mahasiswi semester ini tertarik membeli minuman ini. “Pengoperasian mesinnya
pun praktis,” tambahnya, Jumat (9/3).
Merasa
penasaran membuat salah satu mahasiswa fakultas Ilmu Kesehatan Muhammad Tijar
Gifari pun mencoba mengoperasikan mesin modern yang berada di lantai dua gedung
Fakultas Ilmu Kesehatan. Ia membeli sebuah membeli minuman minuman kaleng seharga Rp10000
sebelum masuk ke dalam kelas. “Sebenarnya mau mencoba aja,” terangnya saat di
temui ruang kelas, Jumat (9/3).
Di
sisi lain, Ketua Lingkar Studi Ekonomi Syariah (Lisensi) periode 2018-2019
Sandi Darus Salam menilai adanya mesin tersebut mengakibatkan adanya persaingan
dengan pedagang konvensional. “persaingan antar perdagang semakin ketat,” ujarnya,
Jumat (9/3). Lebih lanjut, Sandi pun tak memungkiri keberadaan mesin jual
otomatis dapat mempermudah mahasiswa mendapatkan minuman maupun makanan.
Menurut
salah satu Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN Jakarta Mayfalinda Fatra,
mesin tersebut milik Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) Mark Dynamics Indonesia
(MDI) yang menjalin kerja sama dengan DWP. “PT MDI membayar biaya listrik
sebesar Rp250.000 kepada UIN Jakarta,” terangnya saat ditemui di gedung Syahida
Inn UIN Jakarta, Kamis (22/3).
Menanggapi
keberadaan mesin keluaran Jepang tesebut, Kepala Bagian (Kabag) Umum, Encep
Dimyati mengatakan adanya mesin jual otomatis itu akan memudahkan mahasiswa. Menurutnya,
mahasiswa tak perlu lagi berjalan jauh untuk sekadar membeli makanan maupun
minuman.