Caption: Salah satu band music tampak tengah
menunjukkan keahlian musik mereka di Lapangan Student Center UIN Jakarta pada
Jumat (13/10). Penampilan ini merupakan
bagian dari acara Festival Musik “Diorama” RDK FM.
Selain
sebagai bentuk keindahan, musik merupakan alat untuk berekspresi. Tak jarang
lirik lagu menyampaikan pesan kehidupan.
Selain menjadi sarana
hiburan, konser musik juga bisa menjadi ajang untuk mengekspresikan kata lewat
suara dan nada. Melalui Festival Musik “Diorama” bertema Di Sini Kita Berirama
dengan grup band 2INVANSION, Float dan Kelompok Penerbang Roket mencoba
menunjukkan talenta musik aliran rok di Lapangan Student Center (SC)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat (13/10).
Suasana SC yang semula
terang pun seketika berubah menjadi gelap, hanya lampu kuning bertuliskan RDK
FM tetap menyala. Pencahayaan yang redup itu perlahan-lahan mulai berwarna
dengan lampu panggung yang bergerak memenuhi lapangan. Sementara itu, penonton lalu
lalang memenuhi tribun dan ada juga yang memilih berdiri di depan
panggung. Tak berselang lama, grup band
2INVANSION memulai pertunjukkannya dengan petikan gitar dan pukulan drum yang
memecah keheningan panggung.
Penonton pun riuh
diiringi tepuk tangan sambil bergerak mengikuti alunan musik bergenre rok ini.
Setelah band 2INVANSION menyanyikan lagu berlirik “Gonna Be Alright…”, grup
band Float
turut memeriahkan panggung. Hiasan panggung yang terdiri dari susunan balok
tangga nada pun tampak mencolok dengan cahaya kuning keemasan.
Tiba-tiba mata penonton
terarah ke tiga pria tepat di tengah panggung. Ditemani gitar dan mikrofon,
band Float
kompak memainkan alat musiknya. “Jreng jreng jreng...” alunan gitar
listrik membahana memenuhi lapangan SC. Band indie asal Jakarta itu
mempersembahkan lagu berjudul Keruh. Lagu yang berdurasi 6 menit itu merupakan
lagu baru yang dibuat sejak Oktober 2015.
"Keruh adalah sebuah
lagu bertempo pelan yang memotret suasana batin saat jauh tersesat. Lagu ini
lahir pada saat maraknya berita mengenai kebakaran hutan dan lahan gambut di
berbagai wilayah nusantara," tulis Float melalui keterangan resmi dalam
situsnya, floatproject.com.
Kembali, dari talenta
yang dimiliki, Float
pun mampu membuat penonton larut dalam irama. Racikan musik indie itu membuat
penonton bergoyang kanan dan kiri menikmati irama. Terlebih, gaya sorot lampu
yang berkecepatan lamban dan terkadang cepat membuat suasana festival lebih
menyatu padu.
“Dan akhirnya celaka!
Mati Muda!!..” terdengar suara serak vokalis Kelompok
Penerbang Roket (KPR) menggantikan Float, Coki berteriak lantang penuh irama. Sementara itu,
gitaris Rey kerap kali melontarkan suara-suara padat yang berat. Tak tinggal
diam, pemain drum Viki seakan tak kehabisan tenaga untuk memberikan pukulan
demi pukulan ke drum dengan cepat.
Itulah mereka personal
band rok KPR. Nama band itu terinspirasi dari sebuah lagu yang dipopulerkan Duo
Kribo bertajuk ‘Mencarter Roket’. Sesuai dengan nama dan aliran musiknya, band
ini sarat akan teriakan, keringat, lirik protes, distorsi maupun ungkapan
kebebasan.
KPR tengah menjadi
perhatian pecinta rok. Lewat identitas roket yang filosofis, band ini telah
meluncurkan dua album mereka di tahun 2015 dengan tajuk "Teriakan
Bocah" dan "HAAI". Lagi-lagi genre mereka mengusung aliran rok
dengan pengaruh musik era 60-an dan 70-an.
“Banyak yang bilang berbeda, tapi tetap
sama..” lirik-lirik itu digemakan KPR dengan suara yang
memekik. Tak jarang, keahlian memetik gitar mereka pamerkan untuk mengiringi
lirik-lirik lagu berirama cadas itu. Tak sedikit pula penonton yang ikut
berteriak dan bernyanyi bersama. Hingga pukul 23.00 WIB, Festival yang
diselenggarakan Radio Dakwah dan Komunikasi (RDK FM) ini pun berakhir.
Salah satu pengunjung,
Ahmad Ardiansyah menuturkan saat ini tidak banyak konser musik bergenre rok
sehingga ia rela datang dari Pamulang untuk menonton konser ini. Selain itu
menurutnya saat ini kebanyakan penyelenggara konser lebih memilih menampilkan
musik mainstream sehingga jarang ditemui konser rok seperti ini. “Konsep
acaranya pun cukup menarik, rok tetap di hati,” ujarnya, Sabtu (4/6).
Alfarisi Maulana