Judul : Ali & Nino
Durasi : 104 menit
Tahun : 2016
Sutradara : Asif Kapadia
Genre : Drama
Kisah dari dua anak manusia berbeda budaya dan agama yang bertemu, berselisih, dan akhirnya mencoba mengukir takdir. Tak sekadar soal cinta, takdir pun menuntun mereka dalam kemerdekaan Negara Azerbaijan.
Sebuah cinta terjalin di
wilayah Laut Kaspia sekitar Perang Dunia I. Kisah Ali dan Nino yang berasal
dari dua budaya, agama dan latar belakang yang berbeda. Puncaknya romansa
tersebut sanggup untuk memerdekakan sebuah negara, Azerbaijan.
Mengambil setting di
negara Azerbaijan, seorang Pangeran Iran bernama Ali Khan Shirvanshir (Adam
Bakri) yang lahir dan besar di Azerbaijan. Pria berperawakan tinggi berkulit
putih ini, mengenal Nino (MarÃa Valverde), seorang putri saudagar Kristen dari
Tbilisi, Georgia. Hingga akhirya mereka akrab dan timbul perasaan satu sama
lain.
Kedua negara tersebut, Georgia
dan Azerbaijan adalah negara jajahan dari Uni Soviet (sekarang Rusia). Selain kedekatan
teritorial, kehidupan beragama pun saling harmoni terbukti Islam dan Protestan
tumbuh berdampingan. Hubungan cinta beda agama terjadi di antara Ali dan Nino.
Jika nantinya pernikahan terjadi, Ali pun berjanji untuk tidak memaksakan
aturan Islam terhadap wanita seperti pemakaian jilbab dan jadi bagian dari
harem.
Nyatanya kisah cinta
mereka kembali teruji, ayah Nino, Duke Kipiani (Mandy Patinkin) menolak lamaran
Ali. Perbedaan agama dan budaya menjadi alasannya, Duke berdalih untuk menunggu
sampai perang dunia pertama usai. Suatu ketika, Ali bertemu dengan Melik
Nachararyan (Riccardo Scamarcio) seorang saudagar yang memiliki hubungan baik
dengan Duke. Inisiatif Ali pun muncul dengan menjadikan Melik sebagai penjaga
Nino.
Alih-alih menjaga Nino,
Melik malah menyimpan perasaan kepadanya. Hingga suatu ketika, Melik menculik dan
mencoba menodai Nino. Mengetahui hal tersebut, Ali pun menuntut balas hingga
Melik pun terbunuh. Keluarga Melik tak terima dan tak segan membunuh Ali.
Mengetahui hal tersebut Ali melarikan diri ke Daghestan, Rusia.
Setelah lama berpisah,
Nino tak kuasa menahan diri. Ia pun menyusul Ali dan bertemu di pegunungan
Makhachkal, Dagehstan. pertemuan pun berujung dengan pernikahan keduanya sampai
mereka menjalani kehidupan sederhana jauh dari kemewahan.
Di saat yang bersamaan, Rusia
mengalami revolusi (dikenal Revolusi Bolshevik) yang terus berlanjut. Ketika
Tentara Tsar—Tentara Kekaisaran Uni Soviet berhasil menduduki Azerbaijan. Sehingga, Ali pun mengambil keputusan
untuk mengungsi ke
Persia (sekarang Iran) demi
keselamatan Nino dan anak dalam kandungannya.
Sesampainya di Teheran, Ibukota Iran, Ali dan Nino dihadapkan dengan tradisi Kerajaan Muslim
Iran. Pihak kerajaan
memperlakukan Nino sebagai harem dan tidak diperbolehkan untuk keluar dari
istana. Bahkan segala
keperluan mulai dari sandang, pangan bahkan perihal taharah serba diatur
oleh kasim
kerajaan. Walaupun Nino
merasa keberatan, ia pun menahan diri hingga waktu kelahiran puterinya.
Menyadari hal itu, Ali teringat akan
janjinya kepada Nino untuk mengikuti budayanya. Akhirnya Ali beserta keluarga
kecilnya kembali ke Baku, ibukota Azerbaijan yang masih berkonflik dengan Rusia.
Ia pun tidak bisa tinggal diam dan ikut berperang melawan pasukan Tsar. Sampai
peperangan pun dimenangkan oleh Azerbaijan sekaligus deklarasi kemerdekaan
Negara Azerbaijan. Momentum kemerdekaan ini tercapai setelah berabad-abad
lamanya.
Takdir berkata lain,
nasib hidup Ali dan Nino tak berujung bahagia. Euforia kemerdekaan tak
berlangsung lama, pasukan lawan kembali melakukan serangan. Memaksa Ali kembali
ke medan peperangan demi mempertahankan kemerdekaan. Ali yang memiliki firasat
buruk, memerintahkan Nino untuk meninggalkan Azerbaijan. Benar adanya, Ali pun
terbunuh dalam peperangan tersebut.
Cinta itu tak selalu
mempunyai akhir yang indah. Meski banyak rintangan dalam menyatukan cinta,
justru di situlah letak keindahan yang sesungguhnya. Bahwa cinta harus
diperjuangkan seperti perjuangan yang dilalui Ali dan Nino.
Terlepas dari pro kontra
film adaptasi kisah nyata. Film ini mampu menampilkan secara jelas perbedaan
budaya Timur dengan Barat sekaligus agama Islam dan Protestan. Walaupun alur
film terjadi pada zaman Perang Dunia I, tetapi penikmat film masih bisa merasakan
atmosfernya. Film ini dapat menambah khazanah tentang negara di Eropa Timur,
Asia Barat yang jarang dikupas.
Alfarisi Maulana
Alfarisi Maulana