Kesadaran masyarakat mengenai disabilitas (keterbatasan fisik atau
mental) perlu ditingkatkan. Hal tersebut dikhusukan bagi kalangan pengajar,
sehingga tidak menyamakan kebutuhan siswa disabilititas dengan siswa normal. Pengajar
harus mengerti bahwa murid disabilitas membutuhkan perlakuan berbeda. Hal
inilah yang melatarbelakangi gelaran Psychofair 2017 mengusung tema Raising
Awarness of Learning Disability.
Ketua panitia Psycofair 2017 Iko Maydiarko mengatakan Psycofair
2017 untuk menyukseskan penyelenggaraan Psycofair 2017 yang bertemkan pedulu
disabilitas, maka panitia bekerja sama dengan yayasan Bantara, merupakan
yayasan yang menaungi anak-anak disabilitas. “Tujuan utama kita untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat dengan penyandang disabilitas,” katanya. Sabtu, (28/10)
Psychofair merupakan acara rutin tahunan Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Psikologi. Tahun ini Psycofair diadakan dengan beberapa rangkaian
kegiatan mulai dari perlombaan seperti lomba bermusik grup maupun solo, menulis
essay, dan membuat poster yang berlangsung minggu ke tiga Oktober lalu.
Meskipun Psycofair 2017 telah resmi ditutup Sabtu (28/10), namun masih ada seminar
nasional yang akan diadakan 10 November nanti dengan tema disabilitas.
Puncak kegiatan Psycofair 2017 digelar pada Sabtu (28/10) di Hall
Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu
malam itu pun menghadirkan beberapa bintang tamu untuk memeriahkan acara.
Seperti grup band Bigwafe, The Blackbird, Om PMR dan Souljah.
Rangkaian puncak acara dibuka dengan penampilan band Bigwave yang
menyanyikan lagu beraliran rock. Kemudian disambung dengan The Blackbird
yang tampil dengan aliran musik yang sama. Sebelum Solujah tampil, lebih dulu
grup musik Om PMR unjuk gigi dengan gaya khasnya yang retro, bahkan diawal
penampilannya mereka menyanyikann lagu Indonesia Raya dan mampu membius
penonton untuk ikut bersenandung. Kemudian, acara ditutup dengan penampilan
band Souljah.
Melihat suksesnya acara Psycofair, salah satu panitia Nisa Saadatu
Fitriya kaget. Ia menjelaskan bahwa awalnya panitia tidak mengonsepkan untuk
menghadirkan bintang tamu, akan tetapi yang menjadi pertimbangan, Psychofair
termasuk kegiatan besar akhirnya panitia sepakat untuk mengundang bintang tamu.
“Saya merasa takjub dengan antusias penonton”, tuturnya, Sabtu (28/10).
Nisa melanjutkan, tiket yang disediakan panitia berjumlah 1000
lembar. Nantinya hasil penjualan tiket tersebut didonasikan untuk penyandang
disabilitas. Sesuai dengan tema kegiatan, acara ini memang ditujukan buat
disabilitas. Ini dilakukan sebagai
bentuk dukungan kepada para disabilitas.
Hasil tak menghianati usaha, mungkin pepatah yang cocok untuk perjuangan
panitia Psychofair. Iko menjelaskan bahwa acara tersebut dipersiapkan dari
bulan Mei. Banyak kendala yang ditemui selama persiapan, namun hal itu tak
menyurtkan semangat panitia untuk menyukseskan Psycofair 2017.
Salah satu mahasiwa Psikologi Vivih mengatakan acara yang
diselenggarakan oleh Dema Psikologi sangat ramai dari tahun sebelumnya. Ia
berharap semoga tahun berikutnya bisa lebih meriah lagi. “Karena tiap tahunnya
pasti ada progres”tuturnya. Sabtu, (28/10)
NF