![]() |
Beberapa pewayang melakukan aksi Pagelaran
Sendratari Rahmayana “Shinta Obong” di Cenda Bentar, TMII, Minggu (15/10).
Dalam aksinya Shinta melakukan upacara—pembakaran diri atas kesetiaannya kepada
Rama.
Suasana
di Candi Bentar mendadak gelap gulita. Tiba-tiba sinar lampu juntrungan dari atas
dan bawah panggung menyala. Diiringi musik gamelang khas Jawa Tengah, empat
penari yang mengenakan pakaian adat khas rakyat kerajaan Majapahit muncul. Riuh
tepuk tangan penonton memecah kesunyian. Pagelaran pewayangan pun dimulai.
Sesosok
perempuan yang menamakan dirinya sebagai Dewi Shinta muncul di atas panggung.
Kemudian, laki-laki yang mengaku sebagai lakon Raden Rama Wijaya datang
mengikuti. Mereka pun berjalan sembari menari bersama-sama. Seperti cerita pada
umumnya, mereka melakukan lakon sebagai suami-isteri.
Tak
lama, munculah Alengkadiraja Prabu Rahwana dari istana Alengka. Prabu Rahwana pun
menculik Dewi Shinta sang isteri Rama. Shinta dianggap sebagai titisan Dewi Sri
yang selama ini diimpikan Prabu Rahwana. Rama tidak menyadari atas kehilangan
seorang permaisuri yang dicintainya. Kemudian, datanglah Laksamana memberikan
informasi atas hilangnya Dewi Shinta kepada Rama.
Candi
Bentar kembali gelap gulita. Iringan musik gamelan masih tetap dimainkan. Tak
lama, Sorotan lampu juntrungan dari atas panggung pun menyala. Serentak pasukan
kera muncul di atas panggung menunggu kehadiran tuannya. Lalu, munculah sesosok
kera putih sebagai lakon Dewa Anoman. Mereka berjalan mengelilingi panggung sembari
menari tarian khas kera. Para penonton terbahak-bahak melihat prilaku mereka.
Rama
dan Laksamana muncul dihadapan Anoman. Rama memberikan perintah untuk mencari
keberadaan Shinta. Tak lama berselang, Rama dan Laksamana meninggalkan mereka.
Anoman dan pasukannya mulai keluar di atas panggung.
Iringan
musik kembali bersahutan. Kemudian munculah Dewi Shinta dan Tritaja—kemenakan
Prabu Rahwana—bersama segerombol wanita menari di atas panggung. Tak lama,
Rahwana pun datang menghampiri Dewi Shinta.
Rahwana
pun mencoba merayu Shinta dengan segenap yang ia miliki lewat tariannya. Namun,
Shinta menolak sembari menamparkan ke wajah Rahwana. Kesabaran pun sirna,
Rahwana berusaha untuk membunuh Shinta dengan benda pusakanya “apo wijoyo
rangkum rahono jo rahokum mateh” ucap Rahwana sambil
mengeluarkan benda pusakanya. Tetapi Tritaja mencegah perbuatan Rahwana.
Kemudian
Shinta dan Tritaja pergi meninggalkan Rahwana ke taman Argasoka. Shinta dan
Tritaja mendengar sebuah lantunan oleh
seekor kera putih. Ternyata Anoman
sedang melakukan pengintainya. Setelah kehadiran Anoman diketahui,
Segera Anoman memberikan pesan atas kehadirannya sebagai utusan Rama. Mendengar
berita tersebut, Shinta pun berjalan dan pergi meninggalkan Anoman dan Tirtaja.
Anoman
berusaha merencanakan keonaran melalui rayuan terhadap Tritaja. Tritaja pun
menerima rayuan Anoman. Tak lama berselang, munculah Rahwana dari atas panggung
sembari menarikan tariannya. Anoman pun pergi dan bersembunyi.
Kemudian,
segerombolan pasukan datang dari sebelah kiri panggung. Pasukan tersebut
merupakan pasukan Prabu Rahwana. Sambil menari, pasukan tersebut berjalan
mengelilingi panggung. Lalu, datanglah Tetapi, datanglah seorang laki-laki
mengenakan baju kraton sebagai lakon Kumbakarna. Ia memberikan informasi bahwa
di istana Alengka telah dimasuki oleh kera putih Anoman.
Rahwana
segera pergi meninggalkan Kumbakarna dan pasukannya. Tak lama muncul Anoman. Mereka
terkejut atas kedatangan Anoman tersebut. Kemudian, mereka menyerang Anoman di
istana Alengka.
Segerombolan
kera pun datang membantu Anoman yang telah diserang oleh pasukan Rahwana. lalu Anoman
dan pasukannya pun kembali menyerang pasukan Rahwana. Kemudian, munculah
Laksamana yang membawa panah pusaka dan memanah Kumbakarna. Kumbakarna pun mati
terkena panah laksamana.
Rahwana
datang untuk membunuh Laksamana. Namun, Rama muncul melindungi Laksamana.
Terjadilah peperangan sengit antara Rahwana dengan Rama. Rahwana berhasil
mengalahkan Rama. Namun, dengan sigap Laksamana datang untuk membantu.
Laksamana memberikan busur dan panahnya kepada Rama. Rama segera menerimanya
dan mengarahkan panah kepada Prabu Rahmawa. Rahwana pun mati terpanah Rama.
Meski
Rahwana telah mati, tak lantas membuat Rama menerima Shinta. Rama mencurigai
kesucian Shinta. Betapa sakit hati Shinta menyaksikan keraguan Rama atas
kesuciannya. Sampai akhirnya, dengan tekad untuk membuktikan kesetiaannya,
Shinta pun memutuskan untuk melakukan upacara—pembakaran diri—obong.
Itulah
cerita pagelaran Sendratari Ramayana dari kisah “Shinta Obong” Majapahit, Jawa
Tengah dipanggung Candi Bentar TMII,
Minggu (15/10). Kepala Bagian Produksi dan Kreatif, Tri Mawasati mengungkapkan kisah
antara Dewi Shinta dan Raden Rama Wijaya merupakan perjuangan atas kesetiaan
cinta tiada tara.
MS