Dalam rangka memperingati kejadian tragis di Myanmar, mahasiswa Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan aksi damai di depan
Duta Besar (dubes) Myanmar, Rabu (6/9). Aksi damai tersebut di dukung oleh
Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada dalam menjalani aksi solidaritas. Bahkan dari
Universitas Trisna Dupayana juga ikut serta menyuarakan kemanusiaan atas
kekejaman dan pembantaian di Myanmar.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti kembara insani ibnu batutah
(Ranita), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid dan Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA-U) UIN juga bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri khususnya UIN
Jakarta untuk mengumpulkan dana yang sebesar-besarnya. Dari sanalah mereka
membantu menyalurkan dana tersebut kepada Sosial Trust Fund (STF).
Tak hanya itu, Pengurus Penelitian Dan Pengembangan (Litbang)
Ranita Ahmad Wildanah Ahyar menuntut untuk mendorong donasi di setiap
oraganisasi yang ada di UIN Jakarta tetap terus berlanjut. Agar memiliki bentuk
kepedulian dan kesadaran. Sehingga kampus yang lain turut membantu mengumpulkan
donasi dana terhadap Myanmar. ”Alhamdulillah anggaran dana pada saat ini telah
terkumpul 27 juta rupiah,” ujarnya, Senin (18/9).
Menurut Wildanah, bagi setiap mahasiswa yang ikut berperan dalam
membantu menanggapi kasus kemanusiaan di Myanmar, harus berempati dalam
menjalani sikap yang bisa menuntaskan permasalahan.
Bahkan, peran mahasiswa UIN Jakarta mengajukan permintaan secara
lisan kepada pemerintah Dubes Myanmar untuk menghentikan aksi kekejaman di
Myanmar. Ketua Umum LDK Syahid Mus’ab Izzubin berinisiatif untuk melakukan
pencabutan nobel. “Kita bisa mengisi lewat petisi dalam pencabutan nobel
perdamaian,” ujarnya, Senin (19/9).
Sementara itu, Ketua DEMA-U UIN jakarta Riyan Hidayat menambahkan, setiap mahasiswa harus menyuarakan dan bergabung dalam suatu perdamaian dan kemanusiaan terhadap konfik rohingya. Mahasiswa menuntut untuk mendorong donasi di pelbagai lembaga kemanusiaan dan organisasi-organisasi yang lain. ”Kami segenap mahasiswa turut serta dalam menanggapi menyuarakan pesan perdamaian,” ujarnya, lewat whatsapp Selasa (19/9).
Direktorat umum Mulitlateral Koperasi Affair Kemenlu Salman Al
Farisi mengatakan, banyak sekali yang
dilakukan mahasiswa untuk menyumbangkan pemikiran dalam menyelesaikan persoalan
itu. Membentuk program strategis merupakan cara yang bisa menuntaskan
kemiskinan di daerah yang paling miskin. “Kemiskinan merupakan salah satu sumber dari konflik,” ungkapnya, Selasa (19/9).
MS