Pelbagai cara ditempuh mahasiswa untuk memanfaatkan momentum Idul Adha. Menjadi relawan, panitia hingga penjual hewan kurban pun menjadi tren baru mahasiswa.
Momen Idul
Adha 1438 Hijriyah telah bergulir. Ibadah kurban kian diimplementasikan di hari
besar tersebut. Dalam beberapa tahun belakangan, pelaksanaan kurban tidak hanya
berbentuk ritual ibadah semata. Kini kurban telah menjadi gerakan masif dan
terorganisir. Kenyataan itu ditandai dengan adanya lembaga-lembaga pengelola
kurban yang hadir di tengah masyarakat.
“Mari bu, berkurban
di Dompet Dhuafa (DD),” sapa Wardatul Asriya. Satu persatu pengunjung Hypermart
Mall Cibubur Ia ajak untuk berkurban di DD. Di gerai tersebut, ia terus mengajak
orang lain untuk berkurban. Sembari tersenyum, ia terus mengajak dan menawarkan
orang-orang yang tengah lalu lalang.
Mahasiswi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta ini merupakan salah satu Relawan Kurban DD. Ia mengakui,
kegiatan yang dia lakukan sebagai ajang pelatihan untuk berkurban sedari dini.
“Kalau belum bisa kurban, ya jadi relawan kurban,” ungkap Warda, sapaan
akrabnya. Senin, (4/9).
Warda pun
menambahkan, sebelum ditempatkan di gerai kurban ia dibekali dengan pelatihan
fikih tentang kurban dan marketting di Yayasan Dompet Dhuafa Ciputat.
“Banyak ilmu yang saya dapat selama menjadi relawan kurban,” tulisnya via WhatsApp
Hal serupa
juga dilakukan Syifani Wirianisa. Mahasiswi MD semester tiga ini pun menjadi
Relawan Kurban di Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) Human Initiative. Dengan kontrak kerja 30 hari
penuh yakni selama Agustustus silam, mengharuskan Syifani untuk bolak balik dengan
ojek online ke kantor PKPU Jakarta Pusat. “Ini kegiatan untuk mengisi
liburan,” katanya.
Tak hanya
itu, Syifani menyatakan, Idul Adha adalah momentum berlomba-lomba untuk bisa
berkurban. Tak terkecuali mahasiswa. Lantas, menjadi relawan kurban adalah
jawabannya. “Gaji yang didapat bisa dikasih ke orang tua,” ungkapnya.
Menjadi panitia kurban turut dilakukan Rusdil. Selaku Ketua Pos Solidaritas Umat (PSU),
Ia menginisiasi kegiatan berkurban di Desa Binaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
UIN Jakarta yang bertempat di jalan Mawar, Ciputat Tangerang Selatan. Ia
bercerita, sebelum hari pemotongan tiba, Ia bersama panitia membagikan 100
kupon daging kurban kepada penduduk setempat yang mayoritas pemulung, kuli
bangunan dan buruh cuci. “Berbagi berkah kurban,” jelas Mahasiswa Pendidikan
Agama Islam itu, Minggu, (3/9).
Rusdil pun
menuturkan, hewan kurban yang diperoleh berdasarkan sumbangan dana dari anggota LDK
UIN Jakarta. Sebanyak empat ekor kambing berhasil dibeli dan disembelih di desa
binaan tersebut. “Alhamdulillah, bisa terus memberikan manfaat,” tutupnya.
Di sisi lain, momentum
Idul Adha dimanfaatkan Fajar untuk menjadi penjual hewan kurban. Ia menjelaskan, usaha yang dilakukan tersebut untuk mengembangkan
bisnis keluarga yang telah dirintis. “Saya membantu aktivitas kurban orang tua
saya,” jelasnya.
Dari
aktivitas niaga itu, sebanyak 120 ekor sapi dan 421 ekor kambing berhasil
terjual. Penjualan itu pun tak serta merta bernilai laba, ada saja kerugian
yang menimpa seperti kematian hewan kurban. “10 ekor sapi mati,” ungkapnya.
Menanggapi
geliat mahasiswa yang memanfaatkan momen Idul Adha, Kepala Bagian Akademik UIN
Jakarta Yarsi Berlianti pun angkat bicara. Ia mengatakan, memang kewajiban
mahasiswa untuk melakukan
pengabdian di masyarakat. Ilmu yang didapat di bangku
perkuliahan harus bisa diterapkan di masyarakat umum. “Mahasiswa harus mengabdi,”
ujarnya, Rabu (13/9) di ruangannya lantai dasar Gedung Akademik.
Alfarisi Maulana