Judul : WikiLeaks situs paling berbaya di dunia
Penulis : Haris
Priyatna
Tebal halaman : 240 Halaman
Terbit : Maret 2011
Pada dasarnya, semua orang berhak mendapatkan informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, dan mengolah informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Atas dasar pemikiran ini, maka informasi hukum harus diposisikan sebagai informasi publik. Begitupun dengan pemerintah yang wajib menunjukan sikap keterbukaannya terhadap masyarakat.
Pemikiran itu juga yang mendasari Julian Paul Assange untuk
mendirikan WikiLeaks, sebuah situs yang memberikan bocoran dokumen rahasia dari
berbagai negara kepada publik. Salah satunya dokumen rahasia yang berisi sebuah
keputusan dari Pengadilan Islam Somalia untuk mengeksekusi para pejabat
pemerintah yang dibeberkan WikiLeaks pertama kali pada Desember 2006.
Selain itu, dalam aksinya yang lain situs WikiLeaks juga mengungkap
251.287 dokumen kawat diplomat AS. Dokumen ini merupakan pertukaran pesan teks
rahasia antara departemen luar negeri AS dengan perwakilannya di luar negeri. Dokumen
ini diambil dari 274 kedutaan besar AS di berbagai belahan dunia. Dengan
terbitnya dokumen ini, Julian mengungkapkan bahwa ada kontradiksi antara
penampilan AS di depan umum dan di belakang layar.
Meski bertujuan untuk memenuhi hak informasi dan membongkar
kecurangan dunia intelijen, tidak semua orang setuju dengan Julian sebagai
pemilik Wikileaks. Di Inggris misalnya, mereka menyayangkan beredarnya dokumen
yang dianggap akan membahayakan tentara Inggris di Afganistan. Namun dengan
tegasnya Julian berkata bahwa dokumen yang ia publikasikan tidak menempatkan orang
tak bersalah dalam bahaya.
Sejak saat itu, pada 28 November 2010, situs WikiLeaks mulai
mempublikasikan 251.287 kawat diplomatik AS yang berisi komunikasi rahasia
sejak 28 Desember 1966 sampai 28 Februari 2010. Publikasi bocoran WikiLeaks ini
mendapat dukungan dari lima media besar dunia, yaitu The New York Times, The
Guardian, Le Monde, Der Spiegel, dan El Pais.
Ada bocoran kawat yang paling mengejutkan mengenai Raja Saudi ingin
militer AS menyerang Iran. Menurut duta besar AS di Arab Saudi, pada 2008, Raja
Abdullah berkali-kali mendesak AS agar menyerang Iran. Raja juga meminta
serangan militer terhadap program nuklir Iran yang tengah berkembang.
Kebocoran kawat diplomatik rahasia AS ini tidak terlepas dari
buruknya kinerja lembaga intelijen AS. Sejak kegagalannya mencegah penyerangan
teroris 11 September 2001, AS mulai memperbaiki kinerja lembaga intelijennya, salah
satunya dengan cara perlindungan terhadap sistem keamanan jaringan
elektroniknya. Tetapi sistem baru itu justru mempunyai kelemahan yang fatal,
institusi intelijen menjadi gemuk secara personel, anggaran, ataupun struktur
lembaga. Dengan demikian, maka akan sulit untuk mengatur arus informasi yang
mengalir begitu cepat.
Situs WikiLeaks juga memiliki 3059 kawat diplomatik AS yang terkait
dengan Indonesia. Dokumen aman alias tidak rahasia jumlahnya ada 1510 buah,
kategori ‘confidential’ 1451 buah, dan sisanya kategori ‘secret’ berjumlah 98
buah. Ada 10 bidang yang dibocorkan WikiLeaks dari Jakarta, namun 10 bidang ini
ditandai dengan kode khusus yang hanya dipahami oleh diplomat AS.
Atas aksinya, duniapun bersaksi atas kiprah WikiLeaks, mereka yang
dipermalukan tentu murka, namun mereka yang berpihak pada kebenaran, tetap memberikan
dukungan kepada WikiLeaks dan Julian Assange, sehingga kalaupun Julian Assange
mati dan WikiLeaks dibungkam, maka pluit akan terus dibunyikan.
Pada dasarnya, WikiLeaks adalah situs pembocor rahasia, tempat
dimana orang bisa mempublikasikan rahasia-rahasia penting yang perlu diketahui
publik secara anonym. Semua data yang masuk ke WikiLeaks juga diuji kebenarannya.
WikiLeaks mengolah dokumen melalui prosedur pemeriksaan yang sangat terperinci.
Menggunakan teknik jurnalisme investigasi tradisional serta metode berbasis
teknologi modern, mereka melakukan analisis forensik dokumen, menentukan siapa
yang dirugikan, cara-cara, motif, kesempatan, klaim organisasi yang
menuliskannya, dan menjawab semua pertanyaan terperinci tentang dokumen itu.
Terhadap situs WikiLeaks, reaksi dunia terbelah antara pro dan
kontra. AS tentulah menjadi pihak yang kontra karena mereka disebutkan secara
negative dari bocoran WikiLeaks. Perusahaan swasta pun turut serta dalam
melemahkan WikiLeaks, beberapa diantaranya dari perusahaan hosting, seperti
Amazon dan EveryDNS. Perusahaan yang terkait dengan internet seperti Apple dan
Wikipedia pun melepaskan diri dari WikiLeaks.
Adapun pemimpin negara yang mendukung WikiLeaks seperti Putin dan
Presiden Brazil Luiz Inaco Lula da Silva. Warga dunia juga lebih tampak
mendukung aksi WikiLeaks seperti yang dapat dilihat dari berbagai demonstrasi
ribuan orang di seluruh dunia. Aksi atas dukungan terhadap WikiLeaks ini tak
lepas dari perjalanan hidup Julian Assange, yang bertujuan ingin membentuk
dunia di mana pemerintah pada setiap negara lebih terbuka terhadap rakyatnya.
Julian Assange sendiri mempunyai sisi hidup yang menarik dan
inspiratif. Dia adalah seorang pembaca buku yang rakus, dia lebih banyak
menghabiskan waktu mudanya di perpustakaan untuk membaca, bahkan ada guru yang
mengatakan bahwa IQnya lebih dari 170. Pada usia 16 tahun, Julian menyukai gadis
sepantarannya, gadis itu diketahui hamil dan pada usia 18 tahun Julian menikah
dalam sebuah upacara tak resmi dan memiliki seorang putra bernama Daniel
Assange.
Kehidupan Julian pasca WikiLeaks bukan berarti dia aman dan
menjalani kehidupan seperti biasa. Justru banyak orang yang menuduh Julian
dengan WikiLeaks-nya hanya ingin mengacaukan dunia. Banyak dunia yang sempat
panik akibat bocoran yang diterbitkan WikiLeaks, apalagi AS sebagai negara
adidaya, yang menjadikan Julian dituding ingin menciptakan anarki. Tetapi
Julian tetap bertekad ingin membongkar persekongkolan dunia, yang membuat
dirinya tak goyah meski selalu diintai pembunuhan sekalipun.
Buku WikiLeaks ini menceritakan bagaimana sejarah melihat ulang
kekacauan dan kecurangan perang yang dulu dilakukan oleh AS terhadap
Afghanistan, bagaimana situs ini mampu membuka wajah cela diplomasi AS. Melalui
serangkaian pembobolan dokumen rahasia yang datanya sudah terverifikasi dan
juga bertujuan untuk menyebarkan informasi kepada pihak yang dicurangi oleh AS
dan negara lainnya.
Sisi lain dari buku ini juga menyangkut masalah kehidupan pribadi
Julian Assange. Dibesarkan dalam keluarga yang berantakan tak membuat Julian
kemudian jatuh, justru dia bisa membangun WikiLeaks menjadi sebuah alat untuk
membongkar persekongkolan negara-negara di dunia. Dia tak pernah mundur dari
prinsipnya bahkan selalu diintai kematian sekalipun. Dia juga tetap berdiri
pada tekadnya untuk membeberkan informasi rahasia setelah ia dibebaskan dari
penjara 16 Desember 2010 silam. Ia bertekad untuk terus melawan tuduhan
terhadap dirinya, dan selama keadilan belum ditegakkan, maka dia tidak akan
mati.
AN
AN