Oleh: Nadya
Nurrahmah
Sinetron merupakan
tayangan paling banyak diminati di Indonesia. Sinetron biasanya bertemakan
cerita remaja, tetapi pada kenyataannya, sinetron remaja banyak menyimpang dari
kehidupan remaja. Contohnya, banyak sinetron remaja yang ditayangkan memakai kendaraan pribadi seperti sepeda motor
dan mobil. Padahal, di kehidupan nyata, remaja yang masih sekolah dilarang
membawa kendaraan pribadi karena belum cukup umur.
Tak hanya itu, sinetron
juga banyak menayangkan kisah percintaan remaja yang tak pantas, mengingat
penontonnya dominan masih di bawah umur. Di televisi, sinetron yang mengedukasi
sudah jarang dijumpai. Walaupun sekarang banyak sinetron yang menceritakan remaja bersekolah, tetapi yang
diceritakan di dalamnya tak ada kaitannya dengan dunia pendidikan. Mereka lebih
banyak mengekspos pergaulan bebas.
Sebuah penelitian
American Psychological Association pada tahun 1995 menyatakan, tayangan bermutu
akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku baik, dan tayangan yang kurang
bermutu akan mendorong seseorang untuk berlaku buruk. Dari penelitian tersebut, seharusnya acara di
televisi menayangkan hal-hal yang positif apalagi untuk remaja. Karena para
remaja selalu mengikuti apa yang mereka lihat, masa remaja merupakan masa
pencarian jati diri.
Kesadaran orang
tua tentang pentingnya menonton tayangan yang mengedukasi remaja juga semakin
berkurang. Orang tua harusnya bisa membimbing anak untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif.
Pada zaman ini
justru orang tua malah ‘mengikuti’
anaknya untuk melakukan hal negatif. Bagaimana tidak, orang tua justru
ikut-ikutan menonton sinetron yang mengandung unsur pergaulan bebas. Bahkan, orang
tua tidak segan-segan membiayai anaknya untuk melakukan hal yang menyenangkan
bagi anaknya tetapi sebenarnya hal tersebut justru ‘merusak’ mereka.
Orang tua bangga
anak mereka mengikuti gaya dari para pemain sinetron dan melakukan berbagai
cara agar memiliki ‘barang-barang’ yang digunakan oleh para pemain sinetron
tersebut walaupun keadaan keuangan mereka tidak memungkinkan. Banyak faktor
yang menyebabkan remaja masa kini menyukai tontonan yang mengandung unsur-unsur
pergaulan bebas. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah lingkungan,
karena kehidupan mereka sehari-hari dihabiskan bersama orang-orang di
lingkungan sekitarnya.
Jika orang-orang
di suatu lingkungan mengerjakan hal negatif, tidak dapat dipungkiri lagi remaja
di lingkungan tersebut juga mudah terpengaruhi dan mengerjakan hal yang sama.
Sebaliknya, apabila orang-orang di suatu lingkungan selalu mengerjakan hal-hal
positif dan mengandung banyak manfaat, para remaja juga mengerjakan hal yang
demikian.
Seharusnya
sinetron di Indonesia lebih mengutamakan nilai-nilai edukasi bagi anak-anak dan
remaja. Orang tua harus lebih mengawasi dan memberikan pelajaran agama kepada
anaknya, agar mereka bisa membedakan hal negatif dan positif. Harapannya,
sinetron dapat meningkatkan kemajuan bangsa.
*Penulis merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Jurusan Jurnalistik