Senin 6 Maret 2017 lalu adalah pengalaman pertama
kuliah di gedung baru Fakultas Adab dan Humaniora yang terletak di Jalan
Tarumanegara (Legoso), Ciputat Timur, Tangerang Selatan itu. Dalam tulisan
ini aku—Siti Uswatun Hasanah—akan menceritakan pengalaman pertamaku memasuki
gedung baru FAH yang baru dibangun Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta seharga 44 miliar ini.
Dilihat dari depan, bangunan dengan ornamen biru yang menyelimuti gedung membuatnya terlihat mencolok. Selain itu
ditengah lapangan parkir juga terdapat pos satpam sebagai pemantau keluar
masuknya kendaraan. Di lantai 1 kita bisa menemukan berbagai ruangan yang
digunakan oleh organisasi kampus seperti DEMA dan HMJ. Perpustakaan dan mushala
yang berdampingan mempermudah mahasiswa jika waktu shalat tiba.
Dua lift yang terdapat di gedung pun memudahkan
mahasiswa yang sedang buru-buru berangkat ke kelas ditambah dengan adanya alunan musik dalam
lift membuat betah berlama-lama di sana. Dibandingkan dengan gedung lama FAH
yang menyatu dengan Fakultas Syariah dan Hukum saat menaiki lift kita harus
antri dan berbagi atau kadang terpaksa harus jalan kaki menaiki tangga.
Kemudian ke lantai dua, kita bisa menemukan ruang dekanat, ruang tata usaha, ruang rapat, dan juga Laboratorium Bahasa – Multimedia. Peralatan yang ada di lab pun masih baru terlihat dari pelastik yang masih menempel di komputernya. Berlanjut ke lantai tiga, kita bisa menemukan ruangan jurusan masing-masing. "Enak sih kalo ruang prodi kepisah-pisah gitu, kalau mau bimbingan atau ada urusan dengan kajur dan sejkur bisa lebih leluasa,” kata Ratu Fauziah dari Ilmu Perpustakaan. Selain itu di sini juga ada ruang Kabag Tata Usaha, Ruang Kerja Dosen, dan ruang Pusat Studi Jurnal Insaniyat.
Naik ke lantai empat, ada mushala khusus untuk wanita dan ruang
P3K untuk perawatan mahasiswa yang sakit. Terakhir
di lantai lima, ada mushala khusus untuk pria, ruang teater, serta ruang-ruang
kelas. Aku juga meminta testimoni dari
teman-teman yang lain, di antaranya ada Siti Rofiqoh dan Faradisa Laili
Mukaromah dari Ilmu Perpustakaan, mereka berharap semoga perpustakaan bisa
segera bertambah koleksinya dan lebih baik lagi fasilitasnya. Supaya
perpustakaan fakultas juga menjadi pusat studi bagi mahasiswa FAH, tidak harus
melulu ke Perpustakaan Utama.
Namun temanku, Hanah Maryamah dari Sejarah Peradaban Islam mengeluhkan masih adanya ruangan meroko dalam gedung, ia berharap gedung baru ini bisa 100% menerapkan kawasan tanpa rokok. Sudah tahu rokok merusak, masa masih kita biarkan berada di lingkungan kampus, padahal kan sudah ada dalam kode etiknya.
Kelas-kelas di sini jauh lebih besar
dari kelas di gedung lama. Amrina Rosada juga mengungkapkan
gedung yang sekarang ini terasa lebih rapi dan modern. Saat ini
sih, beberapa temanku juga seperti Syaidina Sapta dan Rizqi Fadhila dari
Sejarah Peradaban Islam masih mengeluhkan jauhnya akses dari kampus satu ke
gedung baru ini. Karena sudah
terbiasa beraktivitas di Student Center untuk rapat, shalat berjamaah, dan
mengikuti seminar yang hampir setiap hari ada di Aula
Student Center.
Akhirnya, kami berharap semoga dengan adanya fasilitas yang baru ini, bisa dimaksimalkan potensinya oleh para mahasiswa. Kalau kata Afidatul Amanah dari Ilmu Perpustakaan, semoga memicu mahasiswanya untuk semakin berprestasi.
*Ditulis
oleh Kontributor LPM Institut: Siti Uswatun
Hasanah. Mahasiswa, Bahasa dan Sastra Arab – Fakultas Adab dan Humaniora – UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.