Sebagai ilmu
pengetahuan, matematika tidak terlepas dari ilmu pengetahuan yang lain,
misalnya kebudayaan. Di dalam kebudayaan yang berkembang di masyarakat sejak
zaman nenek moyang, di situlah mulai berkembang ilmu matematika. Hanya saja
pada masa itu masyarakat hanya belum mengetahui teori yang mendasari pola
tematik yang diaplikasikan.
Hal tersebut
dipaparkan oleh Dosen Teknik Informatika Universitas Padjajaran Atje Setiawan dalam
Seminar Nasional yang mengangkat tema Melihat
Suatu Nilai Penting dalam Etnik dan Budaya Indonesia Secara Matematik. Acara
yang di selenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika Fakultas Sains dan Terknologi
(FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut
digelar di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Sabtu (25/3).
Dalam pemaparannya,
Atje menambahkan mengenai penamaan suatu daerah di Indonesia. Penamaan tersebut
menggunakan pola matematik yang memiliki makna tersendiri. “Hal tersebut dapat
memudahkan masyarakat dalam menentukan letak suatu daerah,” tutur Atje, Sabtu
(25/3).
Acara ini juga
menghadirkan Muslim Nur dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan
sebagai narasumber. Ia mengungkapkan, pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan
ilmu matematika. “Pengajaran yang tepat mampu melahirkan suatu kebudayaan yang
luar biasa dalam masyarakat,” ujarnya.
Selain mendapatkan
materi dari beberapa narasumber, peserta juga mendapatkan hiburan yang
disajikan di sela-sela acara. Acara dibuka dengan penampilan apik pemain biola
Kamar Wina UIN Jakarta. Dalam selingan acara di isi dengan hiburan standup comedy oleh salah satu Mahasiswa
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Fidiavif dan juga penampilan tari
tradisional dari sanggar FST.
Ketua acara Firda
Rizka Rahma menuturkan, tujuan acara ini untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh matematika dalam perkembangan budaya di masyarakat. “Perkembangan ilmu
matematika tidak hanya di bidang teknologi,” ujar Firda, Sabtu (25/3).
Salah satu peserta,
Mahasiswa Pendidikan Matematika Risma Arsida mengungkapkan, dengan mengikuti
seminar ini ia tahu bagaimana seharusnya matematika itu diajarkan. “Kita bisa
mengaitkan kebudayaan dan matematika dalam pembelajaran,” ungkap Risma, Sabtu
(25/3).
AZ