Judul Buku : Citizen Jurnalism
Penulis : Pepih Nugraha
Penerbit : Kompas
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 192 halaman
Banyak istilah yang dikenal sebelum meluasnya istilah Citizen Journalism seperti halnya Civic Journalism, Participatory Journalism, atau Public Journalism. Kini,
Citizen Journalism mulai dikenal secara luas setelah situs berbasis users generated content bernama OhmyNews lahir di Korea Selatan pada awal
2000-an.
Citizen journalism dimaksudkan sebagai kegiatan warga biasa
yang mengumpulkan dan
melaporkan fakta atas sebuah peristiwa. Tak hanya itu, mereka
juga menyusun, menulis, dan melaporkan hasil liputannya. Citizen journalism dengan jurnalis professional saling berhadapan, di mana keduanya sama sama
memiliki wadah dalam menyalurkan kinerjanya. Jika jurnalis professional
memiliki media massa masing masing, citizen
journalism juga mempunyai sosial media dalam menyalurkan kinerjanya.
Awalnya, publik masih meragukan laporan yang disalurkan dari
citizen journalism. Mereka banyak
mendapat cibiran dari berbagai kalangan masyarakat. Namun, setelah adanya suatu
kasus yang terjadi, barulah masyarakat sadar akan peran dari citizen journalism. Peran mereka tak
bisa dianggap remeh, terutama dalam hal menulis dan melaporkan berita.
Salah satu peran citizen
journalism ketika peristiwa berdarah yang terjadi di Mumbai. Ada beberapa
orang tersandera teroris yang melaporkan kejadian detik demi detiknya. Mereka
ini melaporkan peristiwa ini melalui sosial media Twitter. Media CNN pun
mengabadikan momen ini tanpa melibatkan peran jurnalis professional.
Citizen journalism dapat diidentifikasi sebagai warga biasa
yang tak terlatih seperti layaknya wartawan professional. Dengan peralatan teknologi yang
dimilikinya, mereka memosisikan dirinya sebagai saksi mata dalam suatu
peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Citizen Journalism memiliki beberapa unsur antara lain warga
biasa, bukan wartawan professional, dan terkait fakta atau peristiwa yang
terjadi.
Apakah kegiatan citizen
journalism harus mengikuti aturan yang berlaku umum pada jurnalisme arus
utama? Apakah citizen journalism
punya kode etik dan aturan sendiri yang berbeda dengan jurnalisme arus utama?
Menurut pengamatan dan analisis Editor Senior Poynter
Institute for Media Studies Stave Outing, ada sebelas lapisan citizen journalism yang tertuang dalam
artikelnya The 11 Layer Of Citizen
Journalism. Salah satu poinnya yakni opening up to public comment, yaitu memberi komentar pada sebuah postingan.
Citizen journalism juga dituntut memiliki naluri yang sama
sebagaimana naluri jurnalis professional dalam menentukan apa yang akan ditulisnya. Namun, mereka
tak harus sama persis untuk menyamai naluri si jurnalis professional itu
sendiri. Tetapi kemudian muncul pertanyaan, apakah naluri citizen journalism yang tak setajam jurnalis professional lantas
menjadikan berita mereka menjadi tidak bermutu? Belum tentu juga, tergantung dari sisi mana melihatnya.
Lantas, apa
yang bisa digarap oleh citizen journalism? Apakah berita penting yang mengarah ke
bentuk lugas? Ataukah berita menarik yang mengarah ke
bentuk berita halus? Hal itu tergantung dengan kondisi yang ada. Namun
kenyataannya, saat ini penulisan berita bentuk halus lebih
banyak digunakan oleh citizen journalism di seluruh dunia.
Buku yang ditulis oleh Pepih Nugraha ini berisi
tentang pandangan, pemahaman, dan pengalamannya dalam menyikapi meluasnya
istilah citizen journalism. Dalam
buku ini menjelaskan tentang perbedaan jurnalisme warga dan jurnalisme
professional. Tidak hanya itu, buku ini juga turut memeparkan bagaimana
seharusnya yang dilakukan oleh seorang jurnalis warga.
AZ