Sukses disulap menjadi kampung warna-warni, Jodipan dipenuhi wisatawan. Tak hanya dari Indonesia, turis asing pun berdatangan.
Kampung warna-warni Jodipan, begitulah sebutan
salah satu destinasi wisata di Kota Malang yang baru dibuka pada Juli 2016.
Pemukiman warga yang terletak di pinggiran sungai Brantas ini tak pernah sepi
dari pengunjung. Hal tersebut
dikarenakan Jodipan menyuguhkan pemandangan kampung yang bisa dijadikan spot
indah untuk berfoto.
Meski tergolong tempat wisata baru, untuk
sampai ke kampung warna-warni Jodipan terbilang mudah. Hanya dengan menumpangi
angkutan umum Arjosari Mergosono Gadang
(AMG) dan membayar ongkos Rp4 ribu pengunjung dari
Terminal Arjosari atau Stasiun Malang bisa langsung turun di depan pintu masuk
kampung warna-warni Jodipan.
Saat pertama memasuki kawasan Jodipan, para pengunjung akan melewati gapura yang
dicat warna-warni. Beberapa saat setelah melewati gapura, pengunjung bisa
menikmati suasana perkampungan yang dipenuhi gang-gang sempit. Saat menjelajah
kampung yang dihuni 107 kepala keluarga ini pengunjung bisa mengambil foto
di rumah-rumah yang telah dicat
warna-warni.
Semakin lama berjalan-jalan di kampung Jodipan, maka pengunjung tak hanya
disuguhkan oleh tembok yang dicat warna-warni. Akan tetapi, juga terdapat
banyak lukisan yang dibuat komunitas mural dan seniman di dinding rumah warga.
“Sebanyak 30 tukang cat datang untuk mengubah wajah kampung kumuh Jodipan
menjadi indah seperti sekarang,” papar
salah seorang warga, Dahlia Mumtaza, Senin (31/9).
Sambil menyusuri jalan setapak, Dahlia
bercerita, sebelum menjadi objek wisata, kampung Jodipan adalah salah satu
kampung kumuh di Malang. Perubahan awal kampung ini diciptakan oleh delapan
mahasiswa semester enam Jurusan Komunikasi Universitas Muhamadiyah Malang.
Mereka mencoba mengubah kampung kumuh
menjadi tempat wisata saat melakukan tugas kampus pratikum event management.
Dahlia pun menambahkan, saat Kampung Jodipan
masih kumuh tak semua rumah memiliki kamar mandi dan melakukan Mandi Cuci Kakus
(MCK) di sekitar Sungai Brantas. Sekarang sudah ada kamar mandi umum yang bisa
dipergunakan oleh semua warga secara bergantian. ”Dengan banyak wisatawan,
masyarakat lebih sadar akan lingkungan dan kebersihan,” paparnya.
Usai menyusuri Kampung Jodipan, pengunjung
bisa beristirahat di beberapa warung milik
warga. Warung- warung ini
menyediakan berbagai makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau.
Salah seorang pemilik warung, Suminta
mengatakan, dengan dibukanya kampung warna–warni Jodipan sebagai objek wisata
ini memberikan lapangan pekerjaan kepada
warga. “Apa lagi kalau hari libur, bisa sampai tidak terlayani pengunjung yang
datang,” tuturnya, Senin(31/9).
Selain memberikan lapangan pekerjaan baru,
sambung Suminta, perubahan pada Jodipan menjadikan kampung ini dikunjungi
wisatawan tak hanya dari Kota Malang saja.
Beberapa kali ada bersiliweran para tamu dari luar negeri. “Kemarin
malah ada turis dari Autralia yang mampir di warung saya,” paparnya.
Wisata yang terletak di Kecamatan Blimbing,
Kota Malang ini tidak pernah sepi pengunjung. Akan tetapi jangan takut karena
ukuran kampung yang cukup luas tidak menjadikan kampung ini padat meski banyak
pengunjung. Untuk pengunjung yang membawa mobil atau motor bisa memarkirkan
kendaraan di sebelah kanan kampung Jodipan.
Salah seorang pengunjung kampung warna-warni
Jodipan, Masayu Mirna Sari mengungkapkan akan ketakjuban kampung Jodipan yang
dulu kumuh bisa berubah indah. Dia juga menceritakan, dirinya mengetahui
pertama kali tentang Jodipan karena melihat kiriman temannya di media sosial
“Walau orang Malang dulu saya tidak langsung tau kalau Jodipan sudah
bagus seperti ini”, Paparnya.
Berwisata ke kampung warna-warni Jodipan tidak
harus mengeluarkan biaya mahal. Untuk sekali masuk, tiap pengunjung dikenakan
tarif sebesar Rp2 ribu. Bayaran masuk ke Kampung Jodipan ini akan digunakan
untuk perawatan dan pembangunan kampung. Tempat ini sangat disarankan bagi para
wisatawan yang mencari destinasi wisata murah dengan banyak spot foto indah dan unik.
Lia Esdwi Yani Syam Arif