Ruang kerja dosen dan pegawai di beberapa fakultas di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
tak memenuhi Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT). Alih fungsi Gedung
Perpustakaan lama digadang jadi solusi.
Seusai jam
perkuliahan pukul 16.30 WIB pada Rabu (16/11) lalu, Eny Supriyati Rosyidatun berjalan menuju Ruang
Dosen Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
Saban hari di ruangan ini ia biasa beristirahat, menyiapkan materi perkuliahan,
dan berdiskusi dengan para dosen lain. Namun, dalam ruangan yang terletak di
lantai enam FITK ini hanya tersedia dua buah meja, lima buah lemari, dan locker
untuk menyimpan berkas dosen.
Setiap hari ruangan itu biasa digunakan 25 sampai 30 orang dosen.
Dosen
Biologi FITK ini merupakan salah satu dosen tetap di UIN Jakarta. Di ruangan
itu juga ia biasanya dan dosen lainnya membimbing skripsi mahasiswa. Menurut
Eny biasa ia dipanggil terkadang, tatkala ingin membimbing skripsi kursi dan meja telah penuh oleh dosen
lain yang sedang membimbing. Terpaksa ia pindah ke ruangan Center for
Science Education untuk mencari tempat membimbing lain. “Seperti rebutan
ruangan dengan dosen lain,” ujarnya,
Rabu (16/11).
Tak hanya
itu, Eny juga menyayangkan setiap hari di atas meja penuh dengan lima tumpukan
berkas dosen. Isinya berupa laporan
dan berkas kerja para dosen yang tak muat
di dalam locker karena penuh. Tak mengherankan jika berkas itu berserakan
diatas meja. “Dosen itu membutuhkan ruang kerja yang layak,” katanya.
Kurangnya fasilitas
di ruang kerja dosen juga dikeluhkan oleh Yani
Radi Astuti dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Pasalnya di ruang
kerja dosen yang terletak di lantai tiga
FST itu tak tersedia layanan wifi
untuk mengakses internet. Guna mengatasi ketiadaan wifi ia dan dosen lain terpaksa membeli modem sendiri. “Paketnya
kita beli Rp100 ribu perbulan secara bergiliran,” ketusnya saat ditemui ruang
kerjanya Rabu (16/11).
Di dalam
ruang kerja itu juga tergeletak beberapa tumpuk skripsi berwarna kuning
milik mahasiswa FST. Menurut Yani,
skripsi itu tergeletak karena mereka tak memiliki lemari buat menyimpan berkas.
Bahkan, ia terpaksa membawa lemari olympic dari rumah. “Kita tak punya lemari,”
tambahnya.
Padahal
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013 tentang
SNPT pada pasal 41 Ruang kerja dosen dan Tata Usaha (TU) menyebutkan
dosen tetap dan pegawai harus disediakan dengan luas paling sedikit 4 m2 per dosen. Tak hanya itu, ruangan kerja juga dilengkapi
dengan perabot kerja, perabot penyimpanan, serta akses informasi dan
komunikasi.
Saat
ditemui di ruang kerjanya, Kepala Bagian Umum Suhendro Trio Anggono mengakui
kurangnya ruang dosen di UIN Jakarta. Ia beralasan tak ada lahan, dana, dan
gedung kosong menjadi penyebab tak memadainya ruang kerja dosen. Saat ini, ia
sedang merencanakan Gedung Perpustakaan lama lantai dua untuk dijadikan ruang
kerja dosen.
Tak hanya
ruang kerja dosen yang tak sesuai dengan SNPT, ruang TU pun mengalami kondisi
serupa. Kepala Sub Bagian Administrasi Umum Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
Amusdalti mengatakan, luas ruang tata usaha FAH hanya seukuran satu meja.
Kondisi semakin parah dengan digabungnya dalam satu ruangan tanpa dinding
pembatas antara ruang kerja administrasi
umum dan ruang akademik.
Menurut
Amusdalti lemari buat arsip pun tak mencukupi. Hal itu terkadang membuat arsip
administrasi umum terpaksa tergeletak di meja kerja begitu saja. Bahkan, tak
jarang dokumen pekerjaan yang ia pegang
raup entah ke mana karena lemari telah penuh. “Ruangan kita kecil dan banyak
arsip,” katanya, Selasa (15/6).
Tak ada
ruangan khusus untuk arsip keuangan turut dialami TU Bagian Keuangan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB). Kepala Sub Bagian Umum FEB Ikhwan menyebutkan bagian
pegawai terpaksa mencari ruang kecil di pojok fakultas setiap lantai untuk
menyimpan Arsip keuangan. Padahal kebijakan arsip keuangan masa berlakunya
mencapai 10 tahun. “Bisa saja lima tahun lalu diminta buat diperiksa,” ujarnya,
Selasa (15/11).
Rektor UIN
Jakarta Dede Rosyada mengakui ruang kerja dosen dan TU yang tak sesuai
SNPT. Ia pun telah memerintahkan kepala
biro dan kepala seksi yang ada di UIN Jakarta untuk membahas permasalahan
tersebut. Sebagian langkah yang akan ditempuh Dede, di antaranya memindahkan
salah satu fakultas ke gedung yang tengah dibangun di Pisangan, Tangerang
Selatan. Nantinya, bekas fakultas itu akan digunakan sebagai ruang dosen dan
TU. “Rencana baru ada sekarang. Pembangunan ruang kerja dosen dulu sempat tidak
dipikirkan,” tandasnya, Rabu (16/10).
Zainuddin Lubis