Judul
: Negara
Paripurna
Penulis : Yudi Latif
Jumlah
Halaman : 671 halaman
Penerbit
: PT Gramedia
Pustaka Utama
Tahun
Terbit : Desember 2015
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan
beragam suku dan corak budaya, tentu Indonesia membutuhkan suatu dasar
falsafah. Hal itu akan menjadi pegangan dalam setiap lini kehidupan berbangsa.
Oleh karena itu, lahirlah Pancasila sebagai pemersatu dan pandangan hidup yang
mengarahkan bangsa untuk mencapai
cita-cita bersama.
Namun
di usia Indonesia yang sudah lebih dari 60 tahun ini, Pancasila belum dapat
diaplikasikan secara utuh, apalagi sempurna. Bahkan terjadi kekhawatiran akan
tergerus oleh arus globalisasi, yang berdampak secara fisik dan psikis.
Sehingga dapat menimbulkan sikap dilematis antara persaingan dan kesetiaan.
Hal
tersebut tampak dalam berbagai fenomena yang terjadi di berbagai aspek
kehidupan nasional, yang seakan-akan mempertontonkan keraguan berideologi.
Misalnya tampak pada seruan akan penolakan Pancasila sebagai dasar negara yang
dilakukan oleh beberapa kelompok radikal akhir-akhir ini. Nyaris mengakibatkan
bangsa ini semakin terpuruk, terombang-ambing dan kehilangan jati diri.
Bangsa Indonesia hendaknya mengarahkan kembali
perhatian terhadap Pancasila. Terlebih terhadap nilai-nilai luhurnya yang bisa
terus-menerus digali dan ditafsirkan kembali. Bukan saja bagi kehidupan
bernegara, melainkan juga bagi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka lahirlah buku Negara Paripurna sebagai jawaban
atas berbagai polemik bangsa dalam berideologi Pancasila.
Buku
ini membahas Pancasila menggunakan tiga pendekatan sebagaimana tertera pada sub
judul, yakni dari sisi Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas
Pancasila. Hal ini dilakukan semata untuk memperlihatkan
bahwa Pancasila mestilah dipahami di dalam suatu rentang waktu. Ia bukan produk
yang tiba-tiba terjatuh dari langit, melainkan melalui proses panjang dan
berliku.
Melalui sisi historisitas,
ditegaskan bahwa ketika kita berbicara tentang Pancasila, sebuah sejarah telah
terbentang jauh di belakangnya. Diakui oleh sejarah, jika Kelahiran Pancasila tidak serta merta
melalui proses mudah. Melainkan disertai jalan terjal dengan berbagai
pertentangan dan perundingan alot mewarnai alur perumusannya.
Kemudian
dari sisi rasionalitas
yang berarti bahwa Pancasila sebagai dasar untuk mempersatukan kemajemukan
bangsa yang sangat berenekaragam ini mampu diuji dan dipertahankan. Karena
Pancasila lahir dari proses pemikiran mendalam sehingga membuatnya menjadi
produk yang tahan banting.
Dan
yang terakhir adalah pendekatan dari sisi aktualisasi, artinya bahwa
nilai-nilai Pancasila secara intrinsik dapat diaktualisasikan pada setiap masa. Juga ketika bangsa kita
mengalami berbagai perkembangan yang sangat cepat. Pendeknya,
Pancasila menyediakan nilai-nilai yang bukan hanya untuk membangun sebuah
bangsa yang solid dan kokoh, melainkan juga untuk mewujudkan sebah negara yang
paripurna.
Akan tetapi, sering dijumpai kata ilmiah yang kemungkinan kurang dipahami
pembaca. Namun, karya ini penting untuk dipahami masyarakat terutama para
penyelenggara negara, sebagai bahan intropeksi terhadap pranata kebijakan dan
sosial yang tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Dengan demikian nilai-nilai
Pancasila nantinya akan
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
secara konsisten, sehingga secara
bertahap cita-cita kemerdekaan dapat diraih.
AKK