Menyikapi situasi terkini terkait kondisi bangsa yang
rentan terhadap perpecahan dan konflik,
Senat Mahasiswa (Sema) dan
Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta menyatakan sikapnya melalui konferensi
pers. Bahwasannya
Sema dan Dema UIN Jakarta mendukung keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI).
Sekretaris
Jenderal (Sekjen) Dema UIN Jakarta Ahmad Bun Yani mengatakan, Bhineka
Tunggal Ika bukan
hanya sebatas slogan. Tetapi juga identitas bangsa yang perlu dijaga dan diwujudkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Lanjutnya,
persoalan yang mengancam
keutuhan NKRI perlu diselesaikan dan ditindak tegas pelakunya. “Tindak tegas
persoalan yang memecah NKRI,” tutur Abun
sapaan akrabnya, Kamis (01/12).
Dalam kesempatan yang sama Ketua Sema UIN Jakarta
Abdul Wahid Hasyim mengatakan para pejuang yang melawan kolonialisme juga datang dari berbagai latar
belakang yang berbeda. Akan tetapi tujuan mereka satu yakni membebaskan
Indonesia dari para penjajah. “Mereka (para pejuang) melepaskan identitas dan
perbedaannya”, kata Wahid saat konferensi pers di depan Sekretariat Dema UIN
Jakarta, Kamis (01/12).
Sebagai bentuk nyata untuk menjaga keutuhan NKRI, Sema
dan Dema UIN Jakarta mengimbau kepada pemimpin
dan ulama untuk bersatu dan bergotong-royong menjaga keutuhan NKRI dengan
cara saling memberikan pemahaman kepada rakyat akan pentingnya persatuan. Selain itu, Ketua Dema UIN Jakarta Ahmad Al Darda juga
mengatakan konferensi pers
ini juga termasuk wujud Sema dan Dema mendukung keutuhan NKRI.
Dalam
konferensi pers itu juga,
Sema dan Dema UIN Jakarta menegaskan, persoalan dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki
Tjahja Purnama sudah selayaknya diproses dan diselesaikan oleh penegak hukum.
Lebih lanjut Sema dan Dema UIN Jakarta menilai konflik tersebut merupakan
gambaran karena adanya perbedaan latar belakang masyarakat Indonesia.
Kemudian, menjawab pertanyaan terkait aksi damai 2
November 2016, Sema dan Dema UIN Jakarta tidak memberikan instruksi kepada para
mahasiswa untuk mengikutinya. “Secara lembaga kami tidak menginstruksikan ikut
aksi damai 2 November. Itu dikembalikan kepada mahasiswa masing-masing,” tutup
Wahid.
Salah seorang mahasiswa yang menyaksikan
konferensi pers Rohman Taufik menilai sikap yang ditujukan Sema dan Dema UIN
Jakarta terkait aksi damai 2 November 2016 terkesan cari aman. “Seharusnya Sema
dan Dema menentukan sikap yang jelas iya atau tidak. Meskipun nanti banyak yang
mendukung dan menolak, itu hal yang lumrah dalam sebuah keputusan,” jelasnya
Kamis (01/12).
MU