Salah satu Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta kembali mengukir prestasi di kancah internasional. Paduan Suara
Mahasiswa (PSM) UIN Jakarta berhasil meraih Bronze Prize dalam
ajang The 12th Busan Choral Festival and Competition (BCFC) di Korea
Selatan.
Dalam kompetisi
tahunan yang diadakan Busan Choral Institute, PSM UIN Jakarta membawakan tiga
lagu etnik di antaranya lagu Pasambahan, Anging Mamiri, dan Anoman Obong.
Berkat tiga lagu yang mereka bawakan, PSM UIN Jakarta berhasil menyabet medali
perunggu pada kategori etnik dalam kompetisi yang berlangsung pada 18 sampai 21
Oktober 2016.
Dari jauh-jauh
hari, PSM UIN Jakarta sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang bergengsi
itu. Pasalnya, The 12th BCFC menjadi program unggulan di periode
kepengurusan PSM UIN Jakarta 2016. Maka berbagai persiapan sudah mereka lakukan
lebih dari sembilan bulan untuk mengikuti kompetisi di negeri ginseng itu. “Ajang
BCFC sangat kompetitif, kami bersyukur bisa mendapat Bronze Prize,”
ungkap Ketua PSM UIN Jakarta, Ardiansyah saat ditemui di latar
sekretariat PSM UIN Jakarta, Kamis (3/11).
Ardiansyah pun
menjelaskan, PSM UIN Jakarta sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menjadi
yang terbaik dalam The 12th BCFC. Sebanyak 33 peserta dari 10 negara
tercatat sebagai kompetitor PSM UIN Jakarta. Sebagai perwakilan Indonesia,
mereka bersaing dengan peserta yang berasal dari Korea Selatan, Filipina,
Rusia, Jepang, Kanada, Norwegia, Taiwan, Malaysia, dan Singapura.
Mengikuti The 12th
BCFC bukanlah hal yang mudah. Selain latihan intensif, PSM UIN Jakarta harus
mencari dana untuk kebutuhan mereka di Korea. Salah satu anggota skuat, Delia
Ulfah harus berjerih payah untuk bisa mengikuti The 12th BCFC.
“Mulai dari live perform, mengamen, hingga sponsorship menjadi
sumber pendanaan,” tuturnya, Kamis (3/11).
Demi menutupi
kekurangan finansial PSM UIN Jakarta, Delia dan skuatnya mencari dana di
kawasan Senayan dengan cara mengamen. Tak disangka, hasil kegiatan itu ternyata
banyak membantu pendanaan mereka menuju Korea Selatan. Terbukti, lebih Rp.1
Juta mereka dapatkan dalam sekali mengamen.
Tak
hanya itu, perihal administrasi menjadi masalah di akhir-akhir menuju
keberangkatan mereka ke Korea. Visa yang mereka buat tak kunjung selesai dari
waktu yang ditentukan, alhasil kegelisahan pun menyelimuti Delia dan anggota
skuat lainnya. “Sempat berpikir berangkat atau tidak. Tapi alhamdulillah,
semuanya dimudahkan,” terang Delia.
Selain itu, Mahasiswa
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Ahmad Yani berujar terkait keikutsertaannya
selama di Busan. Salah satu anggota dari skuat PSM UIN Jakarta ini sangat
senang karena dapat memperkenalkan budaya-budaya lokal Indonesia di kancah
internasional.
Ahmad pun menyadari tak semua orang dapat merasakan
pengalaman yang ia alami. Baginya, menjadi perwakilan almamater merupakan
kebanggaan tersendiri. “Bahagia sekali bisa mengharumkan UIN Jakarta di kancah
internasional,” cetusnya, Kamis (3/11).
AM