“Jangan pernah menilai
seseorang dari tampilannya!” Itulah yang diungkapkan oleh Setia Furqon Kholid penulis
buku Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses pada
acara Grand Closing Syahid Fair yang diadakan di Aula Harun Nasution
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (5/11). Acara
bertemakan Refleksi Pemuda Visioner
Menuju Masa Depan Bangsa yang Berkarakter ini merupakan salah satu dari rangkaian
acara Syahid Fair yang dilaksanakan dari tanggal 17 Oktober-5 November.
Dalam kesempatannya,
Setia Furqon Kholid, Penulis Buku Best Seller Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses ini mengatakan, untuk mencapai
sebuah kesuksesan itu dapat dicapai dengan konsep SETIA, yaitu singkatan dari Spiritual Power, Emotional Power, True
Financial Power, Intellectual Power, Action Power. Selain itu, ia
menambahkan, apabila konsep tersebut dapat dicapai semua maka kesuksesan pun
bisa tercapai.
Selain itu, ia juga
menekankan kepada para mahasiswa supaya bisa hidup mandiri dan tanpa tergantung
kepada orangtua. Menurutnya, sikap mandirilah yang perlu dibangun oleh
jiwa-jiwa muda. “Jangan pernah tergantung pada orang lain. Tapi jadilah
mandiri!” katanya, Sabtu (5/10).
Setelah itu, lelaki
kelahiran Bandung ini juga berbicara mengenai pengalaman hidupnya selama
menjadi pelajar. Kesulitan ekonomi orangtuanya yang bekerja sebagai guru SD
disertai enam orang anak telah membuatnya berpikir untuk mendeapatkan uang.
Sejak SD ia telah berjualan. “Dari dulu sambil kuliah saya sudah sering
berjualan,” ungkapnya.
Acara semakin menarik dengan kehadiran Edi
Sukur alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga pernah memiliki
pengalaman bekerja di Jepang. Di awal kesempatannya, Edi menjelaskan sekilas
tentang pentingnya bagi para pemuda untuk menemukan passion. Edi mengatakan,
passion itu akan terasa ketika kita melakukan suatu pekerjaan disertai dengan
kebahagiaan. “Passion itu dicari bukan ditunggu!” paparnya.
Selain berbicara
tentang passion, Edi pun sempat membahas tantangan bagi para pemuda pada saat
ini. Menurutnya, era digitalisasi menuntut para pemuda untuk bisa menguasai
teknologi dan selalu berinovasi. “Kalau kita mau survive, kita harus mengubah hal baru,”katanya.
Menurut Ketua
Pelaksana Seminar Nasional Kepemudaan dan Grand Closing Syahida Fair Jhonli Aji
Kasio, acara ini bertujuan untuk membentuk karakter generasi muda visioner dan
mempunyai spiritual unggul yang dapat berguna bagi bangsa dan negara. Kemudian
Lukman Hakim salah satu peserta memberikan respon positif dengan diadakannya
acara tersebut. “Acara ini sangat membantu saya untuk memiliki karakter yang
unggul,” ujarnya.