Bersedekah tak melulu harus dengan uang. Komunitas Berbagi Nasi
menawarkan cara lain berbagi dengan sesama.
Malam hari saat
sebagian masyarakat kota telah tertidur, masih ada orang-orang yang terbangun
untuk mencari nafkah. Mereka hilir-mudik dari satu tempat ke tempat lain untuk
mendapatkan penghasilan. Mengais rezeki dari sampah pun dilakukan oleh sebagian
orang yang kurang beruntung mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Berbagai
pekerjaan mereka lakukan paling tidak untuk mencukupi makan nasi 3 kali sehari.
Berangkat dari
realitas kehidupan yang ada dan tujuan untuk berbagi dengan sesama, Komunitas
Berbagi Nasi Jakarta hadir. Dengan membawa nasi beserta lauknya, komunitas ini berkeliling
jalan ibu kota untuk membagikan nasi bungkus untuk mereka yang membutuhkan.
Komunitas ini berawal
dari ide Danang Nugroho, alumni Universitas Parahyangan, Bandung, mengembangkan
skripsinya yang menyatakan bahwa keproduktifan seseorang diukur dari dirinya
sudah makan atau belum. Lalu ia mulai melakukan gerakan berbagi nasi di
sekitaran Bandung dengan beberapa temannya.
Danang kemudian
menularkan kepada rekan-rekannya yang ada di Jakarta untuk membentuk komunitas
serupa. Dengan tujuan awal bersedekah dan menghapuskan kelaparan di Indonesia,
Komunitas Berbagi Nasi berkembang di berbagai kota, bukan hanya Jakarta dan
Bandung saja.
Terbagi dalam
lima regional di Jakarta; Jakarta Selatan, Pusat, Barat, Timur hingga Utara
mereka membagikan sebungkus atau sekotak nasi yang terkumpul dari dermawan.
Namun, jika tak mampu untuk membawakan nasi bungkus, masyarakat yang ingin
bergabung dapat langsung datang ke titik kumpul yang telah disepakati untuk
membantu membagi nasi bungkus.
Salah satu
regional yang aktif melakukan kegiatan rutin adalah Jakarta Timur. Bertitik
kumpul di Lapangan Parkir Gerai Rabbani, Rawamangun, Jakarta Timur mereka
membagikan semua bungkusan nasi kepada orang yang membutuhkan. Pengemudi becak,
tukang asongan, pemulung dan mereka yang sedang mencari nafkah hingga larut
malam di pinggir jalan adalah target utama pembagian nasi.
Mulai bergerak
di Jumat malam, sekitar pukul 21.00 WIB, komunitas yang berdiri sejak 13
Desember 2012 ini berkeliling jalan-jalan kota dengan membawa bungkusan nasi. Tak
hanya mahasiswa dan masyarakat biasa yang tergabung dalam komunitas ini, kalangan
artis pun turut ikut dalam kegiatan tersebut. Sebut saja Giring Ganesha
Djumaryo, vokalis band Nidji ini ikut membagikan nasi bungkus di area Jakarta
Timur pada Jumat (7/10) pekan lalu.
Tak hanya memberi
nasi bungkus, mereka juga membagikan air mineral dalam bentuk gelasan. Biasanya,
20 sampai 30 orang ikut membagikan nasi yang telah terkumpul. Mereka biasa
membagikan bungkusan nasi hingga tengah malam bahkan dini hari.
Saat bulan
Ramadan tiba, komunitas Berbagi Nasi tidak hanya membagikan nasi bungkus saja, takjil
dan hidangan pembuka juga dibagi kepada para pengendara yang sedang melintas
menjelang berbuka puasa. Sehingga, kegiatan yang dilakukan pada saat bulan
ramadan lebih sering dibandingkan dengan waktu lainnya.
Menurut salah
satu anggota Komunitas Berbagi Nasi Jakarta, Samsul Arifin, mereka tidak
memberikan bungkusan nasi kepada pengemis dan pengamen. Namun, pengemis yang
telah lanjut usia tetap diberikan nasi bungkus. “Kalau yang masih muda dan
sehat kami enggak kasih,” tegas pria yang disapa Jarwo, Jumat (14/10).
Di dalam
bungkusan nasi yang diberikan, Jarwo mengatakan, lauk yang disertakan sama
dengan yang masyarakat makan pada umumnya. Telur, ikan dan ayam adalah lauk
yang pada umumnya diberikan oleh dermawan. “Biasanya 150 hingga 200 bungkus
nasi kami bagikan,” tambahnya.
Komunitas ini
memanfaatkan media sosial untuk mengkampanyekan gerakan berbagi dengan sesama. Facebook,
Twitter, hingga Instagram mereka jadikan sebagai cara menyebarluaskan
kegiatan mereka. Tak hanya itu, media sosial juga mereka jadikan sebagai cara
untuk mengajak masyarakat bergabung dalam gerakan yang berawal dari Kota
Kembang, Bandung ini.
Untuk bergabung
dengan komunitas Berbagi Nasi,
masyarakat cukup datang langsung ke tempat mereka akan melakukan kegiatan.
Berbagi Nasi akan menginformasikan waktu dan tempat mereka berkumpul lewat media sosial mereka.
Bagi anggota yang ingin bergabung tidak diwajibkan untuk membawa sumbangan.
Eko Ramdani