Oleh Atik Zuliati*
Hampir setahun
berlangsung pergantian
pengelolaan parkir Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
diberlakukan. Perubahan pengelolaan UIN Parking ke Gerbang Berkah (GB) Parking
dilakukan dengan harapan mampu memperbaiki sistem parkir di UIN Jakarta.
Baca: Gonta Ganti Pengelola Parkir
Baca: Gonta Ganti Pengelola Parkir
Hadirnya GB
Parking memberi angin segar bagi UIN Jakarta untuk menciptakan parkir yang aman
dan tertib. Dengan adanya GB Parking, harapan UIN Jakarta menjadi kampus hijau
seakan makin dekat. Buktinya, gedung parkir empat lantaipun telah selesai
dibangun untuk menampung kendaraan di sana.
Sebagai pengelola yang baru, GB Parking pun memberi tawaran menarik mulai dari fasilitas untuk keamanan dan kerapihan parkir. Tak hanya itu, beralihnya palang pintu parkir manual ke otomatis menjadi salah satu nilai tambah untuk GB Parking.
Namun jika melihat kenyataannya, sekarang kondisi parkir UIN Jakarta pun masih jauh dari harapan. Kita masih dapat menyaksikan kendaraan yang terparkir berantakan di setiap sudut jalan trotoar. Bahkan dihampir semua fakultas, halamannya mulai kembali dijadikan tempat parkir kendaraan.
Entah sadar atau
tidak, mahasiswa pun seenaknya memarkir kendaraannya di depan fakultas
masing-masing. Keinginan untuk mendapat kemudahan mungkin jadi alasan mahasiswa
sembarang memarkir kendaraannya.Terlebih tidak ada teguran dan sanksi tegas
membuat hal tersebut terus terulang dan semakin menjadi-jadi.
Harusnya petugas
parkir lebih intens dalam mengatur perparkiran di UIN Jakarta ini. Semisal dengan
selalu siaga untuk menghadapi
banyaknya kendaraan yang keluar masuk kampus. Mengingat mahasiswa tidak hanya
datang di pagi hari, kata siaga itu pula tidak hanya berlaku di pagi hari.
Mungkin,
fenomena semrawutnya parkir UIN Jakarta sudah dianggap wajar bagi sebagian
orang karena saking seringnya mengahadapi situasi semacam ini. Namun
dirasa-rasa hal inicukup mengganggu kenyamanan aktivitas di kampus. Coba saja
kita lihat, hanya untuk berjalan kita harus kesusahan mencari celah dan
berdesak-desakkan dengan para pengguna jalan.
Kondisi jalan
yang sempit pun menjadi semakin sesak dengan tumpukan kendaraan. Tak hanya itu,
kehilangan helm juga bisa menjadi ancaman. Parkir yang tak beraturan hingga
terlepas dari pengawasan petugas menjadi kesempatan bagi para pencuri untuk
melancarkan aksinya.
Fenomena ini menjadi pekerjaan rumah bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sistem parkir di UIN Jakarta. Komitmen dan janji GB Parking pun ditunggu-tunggu untuk menciptakan parkir UIN Jakarta yang tertib dan aman.
*Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Biologi, FITK, UIN Jakarta