Pasca peresmian
Perpustakaan Pusat (PP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 5 September lalu, masalah keamanan di PP menjadi kekhawatiran bagi
para mahasiswa. Ketiadaan kamera pengawas (CCTV) dan lemari yang tidak
dilengkapi kunci menjadi faktor utama.
Salah satu mahasiswa
yang mengeluhkan keamanan PP adalah Nur Faizi Rahmat. Mahasiswa Jurusan Ilmu
Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin ini merasa khawatir untuk menyimpan tas
di lantai dua PP lantaran tak ada CCTV. “Padahal CCTV sangat diperlukan agar
keamanan lebih terjaga,” ungkapnya, Sabtu (15/10).
Senada dengan Nur
Faizi, mahasiswa Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Tomy Abdul Aziz
menyayangkan fasilitas keamanan, terutama lemari penyimpanan tas yang tak
dikunci. “Tidak adanya kunci memberi kesempatan pada orang-orang yang berniat
melakukan pencurian,” ujarnya, Jumat
(14/10).
Amrullah Hasbana selaku
Ketua PP UIN Jakarta berdalih, pihak PP sebenarnya sudah mengajukan anggaran ke
universitas. Namun, hal itu tak terlaksana karena anggaran UIN Jakarta
dipangkas pemerintah. “Kita semua pasti bercita-cita ideal, namun kenyataannya
tak dapat dicapai,” keluhnya.
Sependapat dengan Amrullah, Kepala Bagian (Kabag)
Umum UIN Jakarta Suhendro Tri Anggono membenarkan adanya pengajuan anggaran
dari Pihak PP. Awalnya, anggaran sudah disediakan universitas untuk pembelian mebeler dan CCTV. “Tapi kan UIN Jakarta mengalami pemangkasan
anggaran sebesar Rp43,5 miliar dari negara. Pemotongan ini pun berimbas pada
alat-alat semacam CCTV dan lemari yang urung dibeli,” katanya, (14/10)
Pada akhirnya, Suhendro
berkordinasi dengan Pihak PP untuk memindahkan CCTV dari gedung lama ke gedung
baru. “Sudah seminggu terakhir kami rencanakan,” ungkapnya.
Terkait keamanan, Pihak
PP mengantisipasi dengan mengerahkan
seorang satuan pengamanan (satpam). Amrullah melanjutkan, satpam tersebut
ditugaskan untuk mengontrol seluruh lantai di gedung PP.
FFA