Peresmian Pusat Perpustakaan (PP) Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis (8/9) lalu tak sesuai dengan
rencana. Awalnya, PP akan diresmikan pada Senin (5/9) lalu. Keterlambatan
pembukaan layanan PP membuat
beberapa mahasiswa UIN Jakarta kecewa.
Hal ini dirasakan mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan
Islam Fakultas Adab dan Humaniora, Dera Fitriani. Ia tidak bisa mencari buku
referensi untuk tugas kuliahnya karena PP masih belum dibuka. “Awalnya
dikabarkan PP dibuka pada 5 September 2016, tapi ketika datang ke PP belum
dibuka,” ungkap Dera, Rabu (7/9).
Dera menambahkan, PP yang tak kunjung dibuka menghambat
dirinya dalam menyelesaikan tugas kuliah. Ia terpaksa harus mencari referensi
buku di Perpustakaan Fakultas dengan kesediaan buku yang terbatas.
“Padahal buku di PP lebih lengkap dibandingkan di perpustakaan fakultas,” ujar
Dera.
Hal yang sama juga dirasakan oleh salah satu mahasiswa
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Acep Lukmanul
Hakim. Karya tulis yang tengah digarapnya terhambat karena ia tak bisa mencari
sumber acuan serta mengakses jurnal di PP. Padahal, ia menyusun karya tulis
ilmiah guna mengikuti lomba.
Mahasiswa semester tiga ini menyayangkan keterlambatan
pembukaan PP. Menurutnya, di saat tugas kuliah yang mulai banyak, alangkah
lebih baiknya apabila layanan PP sudah bisa ia dapatkan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala PP UIN Jakarta Amrullah
Hasbana mengungkapkan, keterlambatan pembukaan pelayanan PP disebabkan proses
pemindahan buku serta peralatan lain yang memakan waktu lama. Sehingga, lanjut
Amrullah, pemindahan tersebut membutuhkan tambahan waktu dari rencana awal.
Amrullah mengakui kurangnya persiapan untuk membuka layanan
PP. Salah satunya, proses pembersihan gedung baru yang belum selesai. “Jadi
kita terpaksa harus mengundurkan peresmian operasional layanan PP,” ujar
Amrullah, Kamis (8/9).
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bagian Umum UIN Jakarta
Suhendro Tri Anggono. Ia mengatakan, dalam proses pemindahan barang
mengalami kesulitan. Seperti rak-rak buku yang harus di ambil satu
persatu dalam proses pemindahannya. “Kita harus memperhatikan kondisi barang
agar tidak terjadi kerusakan saat proses pemindahan,” tutur
Suhendro, Kamis (8/9).
Suhendro mengungkapkan, proses pemindahan PP juga tak mendapatkan
anggaran khusus. Padahal, dalam proses pemindahan seharusnya menggunakan jasa
pemindahan barang. “Kalau hanya karyawan PP akan memakan waktu lebih lama.
Untuk itu bekerjasama dengan salah satu perusahaan jasa pemindahan,” pungkasnya.
AZ